Indische Vereeniging Organisasi Pergerakan Kemerdekaan yang Didirikan oleh Muhammad Hatta di Negeri Belanda

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Foto Bung Hatta. Berikut ini beberapa teladan Bung Hatta yang patut dicontoh di zaman sekarang
Foto Bung Hatta. Berikut ini beberapa teladan Bung Hatta yang patut dicontoh di zaman sekarang

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di negeri kincir angin, di mana kanal-kanal membelah kota dengan anggun, dan bunga tulip bermekaran dengan warna-warni memukau, seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Hatta menapaki jalan perjuangannya.

Jauh dari tanah kelahiran, ia tak melupakan Indonesia yang terjajah. Di negeri orang, semangat nasionalismenya justru berkobar bak api yang tak terpadamkan.

Hatta, pemuda cerdas dengan pemikiran tajam, menyadari bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia tidak bisa hanya dilakukan di tanah air.

Ia percaya, gaung kemerdekaan harus dikumandangkan hingga ke pelosok dunia, termasuk di negeri Belanda, sang penjajah itu sendiri.

Indische Vereeniging: Cikal Bakal Perjuangan di Tanah Rantau

Pada tahun 1908, sebuah organisasi bernama Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia) didirikan di Belanda.

Organisasi ini awalnya merupakan wadah bagi para pelajar Hindia Belanda untuk saling bertukar pikiran dan menjalin persaudaraan.

Namun, di bawah pengaruh tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara, Cipto Mangunkusumo, dan Douwes Dekker, Indische Vereeniging mulai bertransformasi menjadi organisasi politik yang menyuarakan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Hatta bergabung dengan Indische Vereeniging pada tahun 1921 saat ia menuntut ilmu di Handels Hogeschool Rotterdam (sekarang Universitas Erasmus Rotterdam). Kehadirannya membawa angin segar bagi organisasi ini.

Dengan kecerdasan dan semangat juangnya, Hatta segera menjadi tokoh penting dalam Indische Vereeniging. Ia terpilih menjadi bendahara pada tahun 1923 dan mengasuh majalah Hindia Putera yang kemudian berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Perhimpunan Indonesia: Suara Kemerdekaan yang Menggema

Pada tahun 1925, Indische Vereeniging berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Perubahan nama ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah penegasan identitas dan tujuan.

Kata "Indonesia" yang menggantikan "Hindia" menunjukkan semangat untuk membangun sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat.

Di bawah kepemimpinan Hatta, Perhimpunan Indonesia semakin vokal menyuarakan kemerdekaan Indonesia.

Melalui berbagai tulisan dan pidato, Hatta mengkritik kebijakan kolonial Belanda dan menyerukan persatuan bangsa Indonesia. Ia juga aktif menjalin hubungan dengan organisasi-organisasi pergerakan di Indonesia dan negara-negara lain.

Perhimpunan Indonesia menjadi wadah bagi para pelajar Indonesia di Belanda untuk mengasah kemampuan intelektual dan berpolitik.

Mereka belajar tentang berbagai ideologi politik, seperti nasionalisme, sosialisme, dan demokrasi. Mereka juga belajar tentang strategi perjuangan dan diplomasi internasional.

Non-Kooperasi dan Petisi Sutardjo: Dua Jalan Menuju Kemerdekaan

Pada tahun 1920-an, pergerakan nasional Indonesia diwarnai oleh perdebatan tentang strategi perjuangan. Ada yang memilih jalan non-kooperasi, yaitu menolak bekerja sama dengan pemerintah kolonial.

Ada pula yang memilih jalan kooperasi, yaitu bekerja sama dengan pemerintah kolonial untuk mencapai kemerdekaan secara bertahap.

Hatta termasuk golongan yang mendukung non-kooperasi. Ia berpendapat bahwa bekerja sama dengan pemerintah kolonial hanya akan memperpanjang penjajahan.

Ia menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk mengandalkan kekuatan sendiri dan menolak segala bentuk bantuan dari Belanda.

Namun, pada tahun 1936, muncul sebuah petisi yang diajukan oleh Sutardjo Kartohadikusumo, seorang anggota Volksraad (Dewan Rakyat) Hindia Belanda.

Petisi ini meminta pemerintah Belanda untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia secara bertahap dalam waktu 10 tahun.

Petisi Sutardjo menimbulkan pro dan kontra di kalangan pergerakan nasional. Hatta termasuk yang menentang petisi ini. Ia berpendapat bahwa petisi ini hanya akan mengulur-ulur waktu dan melemahkan semangat perjuangan.

Pengasingan dan Perjuangan yang Tak Pernah Padam

Akibat aktivitas politiknya yang dianggap membahayakan pemerintah kolonial, Hatta dan beberapa anggota Perhimpunan Indonesia lainnya ditangkap dan diasingkan ke Boven Digoel, Papua, pada tahun 1927.

Meskipun berada di pengasingan, semangat juang Hatta tak pernah padam. Ia terus menulis dan membaca buku-buku tentang politik, ekonomi, dan sejarah. Ia juga aktif berdiskusi dengan sesama tahanan politik.

Pada tahun 1932, Hatta dipindahkan ke Banda Neira. Di sana, ia kembali aktif dalam kegiatan politik. Ia menulis artikel untuk berbagai surat kabar dan majalah. Ia juga mendirikan sekolah untuk anak-anak setempat.

Kembali ke Tanah Air dan Puncak Perjuangan

Pada tahun 1942, Hatta dibebaskan dari pengasingan dan kembali ke Jawa. Ia langsung bergabung dengan Soekarno dan tokoh-tokoh nasional lainnya untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.

Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Hatta mendampingi Soekarno sebagai proklamator dan wakil presiden pertama Republik Indonesia.

Warisan Perjuangan Hatta

Perjuangan Hatta di negeri Belanda telah memberikan kontribusi besar bagi kemerdekaan Indonesia. Ia telah menunjukkan bahwa perjuangan kemerdekaan tidak hanya bisa dilakukan di tanah air, tetapi juga di negeri penjajah.

Ia juga telah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia memiliki kemampuan intelektual dan politik yang tidak kalah dengan bangsa lain.

Perhimpunan Indonesia yang didirikan oleh Hatta telah menjadi wadah bagi para pelajar Indonesia di Belanda untuk mengasah kemampuan dan berjuang untuk kemerdekaan.

Organisasi ini telah melahirkan banyak tokoh nasional yang berperan penting dalam pembangunan Indonesia.

Hingga kini, semangat juang dan pemikiran Hatta tetap menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia. Ia adalah sosok negarawan yang cerdas, berintegritas, dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Artikel Terkait