Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
--
Intisari-online.com - Dalam keheningan perpustakaan kuno, di antara tumpukan manuskrip berdebu dan aroma kertas usang, tersimpanlah kunci untuk memahami perjalanan panjang manusia.
Sejarah, sang penjaga waktu, membentang laksana sungai yang mengalir tanpa henti, membawa kita menyusuri lorong-lorong masa silam yang penuh misteri dan keagungan.
Ia bukan sekadar untaian peristiwa yang mati, melainkan mozaik kehidupan yang dinamis, berdenyut dengan nafas manusia dari generasi ke generasi.
Layaknya sepasang sayap yang memungkinkan burung terbang bebas di angkasa, kedua sifat ini memungkinkan sejarah untuk menjangkau dimensi waktu dan ruang secara utuh, mengungkap tabir masa lalu dengan kejernihan yang memukau.
Diakronis: Menyelami Kedalaman Waktu
Bayangkan diri kita sebagai penjelajah waktu, menapaki jejak-jejak peradaban yang telah lama hilang.
Diakronis, sang penunjuk arah, membimbing kita menyusuri garis waktu, menelusuri setiap peristiwa secara kronologis, dari awal hingga akhir.
Ia laksana benang merah yang menghubungkan setiap titik penting dalam sejarah, menyingkapkan sebab-akibat, evolusi, dan transformasi yang terjadi sepanjang perjalanan waktu.
Seperti halnya seorang arkeolog yang dengan tekun menggali lapisan demi lapisan tanah untuk menemukan artefak kuno, pendekatan diakronis mengajak kita untuk menyelami kedalaman waktu.
Kita diajak untuk menelisik akar-akar peradaban, memahami bagaimana masyarakat berkembang, beradaptasi, dan berinteraksi satu sama lain dari masa ke masa.
Contohnya, ketika kita mempelajari sejarah Indonesia, pendekatan diakronis memungkinkan kita untuk memahami perjalanan bangsa ini dari masa kerajaan Hindu-Buddha, masa penjajahan, perjuangan kemerdekaan, hingga era reformasi.
Kita dapat melihat bagaimana setiap periode saling terkait dan mempengaruhi, membentuk identitas bangsa Indonesia yang kita kenal sekarang.
Sumber-sumber yang memperkuat pendekatan diakronis antara lain:
Prasasti, seperti Prasasti Yupa yang menceritakan tentang kerajaan Kutai, memberikan bukti konkret tentang keberadaan dan perkembangan kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia.
Naskah kuno, seperti Kitab Negarakertagama yang mengisahkan kejayaan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk, memberikan gambaran detail tentang kehidupan sosial, politik, dan budaya pada masa itu.
Kronik, seperti Babad Tanah Jawi yang mencatat sejarah raja-raja Jawa, membantu kita melacak silsilah kekuasaan dan peristiwa penting yang terjadi di Jawa.
Sinkronis: Merangkai Potret Kehidupan
Jika diakronis mengajak kita menyelami kedalaman waktu, sinkronis mengajak kita untuk memperluas cakrawala pandang.
Ia laksana lensa kamera yang menangkap potret kehidupan pada momen tertentu, memperlihatkan berbagai aspek yang saling terkait dan membentuk sebuah gambaran utuh.
Pendekatan sinkronis memungkinkan kita untuk memahami konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang melingkupi suatu peristiwa sejarah.
Ia membantu kita untuk melihat bagaimana berbagai faktor tersebut saling berkelindan dan mempengaruhi jalannya sejarah.
Misalnya, ketika kita mempelajari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, pendekatan sinkronis memungkinkan kita untuk memahami situasi dunia saat itu, pengaruh Perang Dunia II, peran tokoh-tokoh kunci, serta aspirasi dan semangat rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Sumber-sumber yang mendukung pendekatan sinkronis antara lain:
Foto-foto, seperti foto-foto dokumentasi perjuangan kemerdekaan, memberikan gambaran visual tentang suasana dan kondisi pada masa itu.
Lukisan, seperti lukisan karya Raden Saleh yang menggambarkan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, memberikan interpretasi artistik tentang masa lalu.
Arsip-arsip, seperti arsip-arsip pemerintahan kolonial Belanda, memberikan informasi detail tentang berbagai aspek kehidupan pada masa penjajahan.
Harmoni Diakronis dan Sinkronis
Diakronis dan sinkronis bukanlah dua pendekatan yang saling bertentangan, melainkan dua sisi mata uang yang saling melengkapi.
Keduanya ibarat dua kaki yang memungkinkan kita untuk berjalan dengan tegap dan mantap dalam menjelajahi dunia sejarah.
Dengan memadukan pendekatan diakronis dan sinkronis, kita dapat memperoleh pemahaman yang holistik dan mendalam tentang sejarah.
Kita tidak hanya mengetahui urutan peristiwa, tetapi juga memahami konteks, makna, dan dampak dari setiap peristiwa tersebut.
Sejarah, dengan sifatnya yang diakronis dan sinkronis, ibarat sebuah perjalanan melintasi waktu dan ruang.
Ia mengajak kita untuk menelusuri jejak-jejak masa lalu, menyelami kedalaman waktu, dan merangkai potret kehidupan dari berbagai perspektif.
Dengan memahami sejarah secara utuh, kita dapat belajar dari kesalahan masa lalu, menghargai perjuangan para pendahulu, dan membangun masa depan yang lebih baik.
Sejarah adalah guru kehidupan, pembimbing bagi generasi penerus, dan sumber inspirasi bagi kemajuan peradaban manusia.
Sumber Rujukan:
Kuntowijoyo. 2008. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Gottschalk, Louis. 1969. Understanding History: A Primer of Historical Method. New York: Alfred A. Knopf.
Carr, Edward Hallett. 1961. What is History?. London: Macmillan.
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
--