Tujuan Di Balik Pendirian PNI oleh Si Bung Besar

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Partai Nasional Indonesia (PNI) salah satu organisasi pergerakan nasional. Artikel ini membahas apa dampak yang ditimbulkan akibat pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal di Indonesia. Baca selengkapnya di sini.
Partai Nasional Indonesia (PNI) salah satu organisasi pergerakan nasional. Artikel ini membahas apa dampak yang ditimbulkan akibat pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal di Indonesia. Baca selengkapnya di sini.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Embun fajar merekah di ufuk timur, menyinari tanah Jawa yang masih terlelap dalam dekapan kolonialisme.

Di tengah kegelapan itu, sekelompok pemuda terpelajar, dengan mata berkobar semangat dan hati dipenuhi mimpi, merintis jalan menuju fajar kemerdekaan.

Di antara mereka, berdiri tegap seorang insinyur muda, Ir. Soekarno, sang proklamator yang kelak mengguncang dunia.

Soekarno, pemuda kelahiran Blitar, Jawa Timur, bukanlah sosok yang asing dengan penderitaan rakyatnya. Sejak masa mudanya, ia telah menyaksikan bagaimana penjajahan Belanda merampas hak dan martabat bangsa Indonesia.

Penindasan, eksploitasi, dan diskriminasi menjadi pemandangan sehari-hari yang mengiris hatinya. Ia menyadari, kemerdekaan bukanlah hadiah, melainkan sesuatu yang harus direbut dengan perjuangan dan pengorbanan.

Dalam benaknya, terpatri sebuah cita-cita luhur: Indonesia merdeka, bebas dari belenggu penjajahan. Cita-cita itu membakar semangatnya, mendorongnya untuk bergerak, untuk berjuang, untuk mengobarkan api revolusi di dada bangsanya.

Perjalanan Soekarno menuju kemerdekaan bukanlah jalan yang mudah. Ia harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, mulai dari pengawasan ketat pemerintah kolonial hingga perbedaan ideologi di antara para pejuang kemerdekaan.

Namun, Soekarno tidak pernah menyerah. Ia terus melangkah, dengan keyakinan teguh bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.

Pada tahun 1927, Soekarno bersama beberapa rekan seperjuangannya mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Partai ini menjadi wadah perjuangan Soekarno untuk mewujudkan cita-citanya, untuk menyatukan seluruh elemen bangsa dalam sebuah barisan yang kokoh, melawan penjajahan dan merebut kemerdekaan.

PNI lahir dari rahim perjuangan, dibidani oleh semangat nasionalisme yang membara. Partai ini bukan sekadar organisasi politik biasa, melainkan sebuah manifestasi dari tekad dan semangat bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.

Tujuan Soekarno mendirikan PNI sangatlah jelas: memerdekakan Indonesia. Ia ingin membangun sebuah bangsa yang berdaulat, bebas dari segala bentuk penjajahan, baik fisik maupun mental.

Ia ingin rakyat Indonesia hidup dalam kemerdekaan, keadilan, dan kesejahteraan.

PNI menjadi corong aspirasi rakyat Indonesia, menyuarakan tuntutan kemerdekaan dengan lantang.

Soekarno, dengan kepiawaiannya berorasi, mampu membangkitkan semangat juang rakyat, menyatukan mereka dalam sebuah ikatan persaudaraan yang kuat.

Melalui PNI, Soekarno memperkenalkan konsep-konsep revolusioner, seperti nasionalisme, sosio-nasionalisme, dan marhaenisme.

Ia ingin membangun sebuah Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat, di mana seluruh rakyatnya hidup dalam keadilan dan kesejahteraan.

Nasionalisme menjadi landasan utama perjuangan PNI. Soekarno percaya bahwa persatuan dan kesatuan bangsa adalah kunci untuk meraih kemerdekaan.

Ia ingin membangun sebuah Indonesia yang kuat, di mana seluruh rakyatnya bersatu padu, tanpa memandang suku, agama, ras, dan golongan.

Sosio-nasionalisme merupakan konsep ekonomi yang digagas Soekarno. Ia ingin membangun sebuah sistem ekonomi yang berkeadilan sosial, di mana kekayaan negara dikelola untuk kepentingan seluruh rakyat Indonesia.

Ia menolak sistem kapitalisme yang hanya menguntungkan segelintir orang, dan ia juga menolak sistem komunisme yang menghilangkan hak milik pribadi.

Marhaenisme adalah konsep politik yang diperkenalkan Soekarno. Ia ingin membangun sebuah sistem politik yang berpihak pada rakyat kecil, pada kaum marhaen yang tertindas.

Ia menolak sistem feodalisme yang mengeksploitasi rakyat, dan ia juga menolak sistem oligarki yang hanya menguntungkan segelintir elite.

PNI menjadi wadah perjuangan Soekarno untuk mewujudkan cita-citanya. Melalui PNI, ia mengobarkan semangat revolusi, menyatukan seluruh elemen bangsa, dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Perjuangan Soekarno dan PNI tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi berbagai rintangan dan tantangan, mulai dari penangkapan dan pembuangan oleh pemerintah kolonial hingga perpecahan di internal partai.

Namun, Soekarno tidak pernah menyerah. Ia terus melangkah, dengan keyakinan teguh bahwa kemerdekaan pasti akan tercapai.

Dan akhirnya, pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sebuah momen bersejarah yang menandai berakhirnya penjajahan dan dimulainya era baru bagi bangsa Indonesia.

PNI menjadi salah satu pilar penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Partai ini telah melahirkan banyak tokoh nasional yang berjasa bagi bangsa dan negara.

PNI juga telah memberikan kontribusi besar dalam pembangunan Indonesia pasca kemerdekaan.

Tujuan Soekarno mendirikan PNI adalah sebuah cerminan dari semangat juangnya, dari cintanya pada tanah air, dan dari keyakinannya pada kekuatan bangsa Indonesia.

PNI adalah sebuah monumen perjuangan, sebuah simbol dari tekad dan semangat bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Sumber:

Kahin, George McTurnan. Nationalism and Revolution in Indonesia. Ithaca, N.Y.: Cornell University Press, 1952.

Legge, J. D. Sukarno: A Political Biography. New York: Praeger, 1973.

Ricklefs, M. C. A History of Modern Indonesia since c. 1300. Stanford, Calif: Stanford University Press, 2001.

Soekarno. Di Bawah Bendera Revolusi. Jakarta: Panitia Penerbit Di Bawah Bendera Revolusi, 1965.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Artikel Terkait