Sejarah Istana Negara, Warisan J.A. van Braam, Jejak Waktu di Tengah Batavia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Sri Mulyani berkelakar mengaku takut didatangi keturunan Daendels, terkait Istana Negara yang ketika itu belum punya sertifikat.
Sri Mulyani berkelakar mengaku takut didatangi keturunan Daendels, terkait Istana Negara yang ketika itu belum punya sertifikat.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com -Di jantung kota Jakarta, berdiri tegak sebuah monumen bersejarah yang menjadi saksi bisu perjalanan bangsa Indonesia, Istana Negara.

Bangunan megah ini, yang kini menjadi simbol kedaulatan negara, menyimpan kisah panjang yang bermula dari tangan seorang warga negara Belanda bernama J.A. van Braam pada tahun 1796.Pada masa itu, Batavia, yang kini dikenal sebagai Jakarta, masih berupa kota pelabuhan yang ramai di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Di tengah hiruk-pikuk kota, J.A. van Braam, seorang pengusaha Belanda yang sukses, memiliki impian untuk membangun sebuah rumah peristirahatan yang megah dan nyaman.

Ia memilih sebuah lokasi yang tenang dan strategis di kawasan Harmoni, yang pada saat itu merupakan salah satu daerah paling bergengsi di Batavia.Dengan penuh semangat, van Braam memulai pembangunan rumahnya pada tahun 1796. Ia menggandeng arsitek-arsitek terbaik untuk merancang sebuah bangunan yang memadukan keindahan arsitektur Eropa dengan sentuhan lokal.

Selama bertahun-tahun, rumah van Braam perlahan-lahan menjelma menjadi sebuah istana kecil yang megah, dikelilingi oleh taman-taman yang indah dan kolam-kolam yang jernih.Pada tahun 1804, rumah van Braam akhirnya selesai dibangun. Namun, takdir berkata lain. Pada tahun 1820, pemerintah kolonial Belanda memutuskan untuk menyewa rumah van Braam sebagai tempat tinggal sementara bagi para gubernur jenderal yang sedang bertugas di Batavia. Keputusan ini diambil karena Istana Daendels, yang seharusnya menjadi tempat tinggal resmi gubernur jenderal, belum selesai dibangun.Seiring berjalannya waktu, rumah van Braam semakin sering digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk berbagai keperluan, termasuk pertemuan resmi dan acara kenegaraan. Pada tahun 1821, pemerintah kolonial akhirnya memutuskan untuk membeli rumah van Braam dan menjadikannya sebagai pusat pemerintahan resmi di Batavia.Transformasi dan PerluasanSetelah menjadi milik pemerintah kolonial, rumah van Braam mengalami berbagai perubahan dan perluasan untuk memenuhi kebutuhan pemerintahan yang semakin kompleks. Bangunan-bangunan baru ditambahkan, taman-taman diperluas, dan fasilitas-fasilitas modern dipasang.

Rumah van Braam yang awalnya merupakan sebuah rumah pribadi yang nyaman, kini telah bertransformasi menjadi sebuah istana negara yang megah dan representatif.Salah satu perubahan paling signifikan terjadi pada tahun 1873, ketika Gubernur Jenderal James Loudon memutuskan untuk membangun sebuah gedung baru yang lebih besar dan megah di sebelah rumah van Braam.

Gedung baru ini, yang dikenal sebagai Istana Gambir, menjadi tempat tinggal resmi gubernur jenderal dan pusat pemerintahan kolonial Belanda di Batavia.Masa Pendudukan Jepang dan Kemerdekaan IndonesiaSelama masa pendudukan Jepang (1942-1945), Istana Gambir tetap digunakan sebagai pusat pemerintahan, namun kali ini di bawah kendali Jepang. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1945, Istana Gambir menjadi saksi bisu dari peristiwa-peristiwa bersejarah yang mengiringi perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya.Pada tahun 1949, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, Istana Gambir resmi diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Presiden Soekarno, presiden pertama Indonesia, memutuskan untuk menjadikan Istana Gambir sebagai Istana Merdeka, tempat tinggal resmi presiden dan pusat pemerintahan Republik Indonesia.

Sementara itu, rumah van Braam yang asli, yang telah mengalami berbagai perubahan dan perluasan, diberi nama Istana Negara dan digunakan untuk berbagai keperluan kenegaraan, termasuk upacara resmi dan pertemuan dengan tamu negara.Istana Negara di Era ModernSejak saat itu, Istana Negara terus menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia. Dari pergantian presiden hingga berbagai kebijakan dan keputusan penting yang diambil oleh pemerintah, Istana Negara selalu berada di tengah-tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.Di era modern ini, Istana Negara tetap menjalankan fungsinya sebagai simbol kedaulatan negara dan tempat berlangsungnya berbagai acara kenegaraan. Namun, Istana Negara juga telah membuka pintunya bagi masyarakat umum untuk berkunjung dan mengenal lebih dekat sejarah dan warisan budaya bangsa.Setiap sudut Istana Negara menyimpan cerita dan kenangan yang tak ternilai harganya. Dari arsitektur bangunan yang megah hingga koleksi benda-benda bersejarah yang tersimpan di dalamnya, Istana Negara adalah sebuah harta karun yang harus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.J.A. van Braam: Sebuah Warisan yang AbadiMeskipun J.A. van Braam mungkin tidak pernah membayangkan bahwa rumah pribadinya akan menjadi Istana Negara Republik Indonesia, warisannya tetap hidup hingga saat ini. Istana Negara adalah bukti nyata dari perjalanan panjang bangsa Indonesia, dari masa kolonial hingga era kemerdekaan.Melalui Istana Negara, kita dapat belajar tentang sejarah, menghargai perjuangan para pahlawan, dan memahami pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Istana Negara adalah sebuah monumen yang mengingatkan kita akan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia, sebuah bangsa yang besar dan bermartabat.Sejarah Istana Negara adalah sebuah kisah yang penuh dengan lika-liku dan dinamika. Dari sebuah rumah pribadi yang nyaman hingga menjadi simbol kedaulatan negara, Istana Negara telah menyaksikan berbagai peristiwa penting dalam perjalanan bangsa Indonesia.Mari kita jaga dan lestarikan Istana Negara sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya. Semoga Istana Negara tetap menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi generasi mendatang, serta menjadi saksi bisu dari kemajuan dan kejayaan bangsa Indonesia di masa depan.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Artikel Terkait