Intisari-Online.com -Kanker payudara dianggap sebagai salah satu penyakit paling mematikan di abad kiwari ini. Menurut WHO, pada 2012 terdapat 14 juta kasus baru di seluruh dunia dengan 8,2 juta orang meninggal karenanya. Pernahkah kita bertanya, siapa orang atau perempuan pertama yang menderita kanker payudara?
Usut punya usut, kanker payudara sudah ditemukan sejak 2.500 tahun yang lalu. Penderita pertamanya biasa disebut Putri Ukok, yang muminya ditemukan pada 1993 di Kurgan, Republik Altai Rusia. Mumi digali dari makam esnya yang terletak di ketinggian 8200 kaki di Platau Ukok.
Mumi Putri Ukok sendiri kini akan dipamerkan di sebuah museum di Republik Altai, negara bagian Rusia yang berbatasan dengan Mongolia, China, dan Kazakhstan. Jika mengacu pada laporan Daily Mail, tanda-tanda kanker payudara terlihat dari hasil pindaian menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) yang dilakukan oleh para ilmuwan tahun 2014 lalu.
Ilmuwan menemukan, ada struktur asimetris pada bagian payudara kanan Putri Ukok. Sementara itu, hasil pindaian pada tulang dada menunjukkan adanya kontur yang terdistorsi, petunjuk kemungkinan serangan kanker payudara yang melebar.
Masih dari sumber yang sama, penyakit mematikan itu diduga mulai menyerang sang putri ketika ia berusia 20 tahun. Tubuh mengurus hingga ajalnya tiba. Sang putri diduga berjuang melawan kanker selama 5 tahun. Kepalanya botak, membuatnya harus mengenakan wig yang dibuat dari bahan ekor kuda.
Untuk meredakan sakit, Putri Ukok menghisap cannabis. Kotak beruisi cannabis yang ditemukan bersama mumi memberi petunjuk. Selain meredakan sakit, cannabis juga bisa membuat Putri Ukok berada dalam kondisi “fly”, memungkinkannya berhubungan dengan roh-roh suci.
Terlepas dari adanya kanker pada payudaranya, para ilmuwan menduga sang putri tidak meningal karena penyakit itu. Ada tanda trauma parah berupa patah tulang. Itu membuat ilmuwan menduga kematian Putri Ukok disebabkan oleh jatuh dari ketinggian. Putri Ukok dikubur bersama enam kuda yang dipercaya akan menjadi kendaraan spiritualnya pada kehidupan setelah mati.
Mumi juga dikubur bersama daging domba dan kuda, dipercaya akan menjadi makanan sang putri. Ada pula ornamen yang terbuat dari kayu, perunggu dan emas serta piring batu dimana diletakkan biji ketumbar yang sudah dibakar.
Diprotes orang-orang lokal
Pameran mumi mungkin menjadi sesuatu yang menarik bagi masyarakat umum, tapi tidak bagi orang Pazyryk. Orang Pazyryk, orang-orang yang berasal dari daerah tempat mumi putri ditemukan, percaya bahwa memperlihatkan mumi dengan memamerkan mumi justru akan melepaskan roh jahat. Mereka meminta mumi ditaruh di tempat penemuan.
Seorang penduduk, Akai Khan berkomentar bahwa orang mati tidak boleh diganggu, mereka tidak boleh dipertontonkan di depan publik, bahkan di bawa ke seluruh dunia. Ia juga mengatakan, setelah mumi digali, terjadi banjir, gempa bumi dan hujan es yang belum pernah ada sebelumnya.
Meski demikian, pameran rencananya akan tetap dilanjutkan. Vladimir Lenin, ahli dari Institut Moskwa, telah menyiapkan sarkofagus kayu dan kaca telah untuk pamaren tersebut. Mumi putri Altai itu akan sebagian ditutupi dengan mantel berbulu.
Lebih dari itu, Putri Ukok merupakan lambang penderitaan sekaligus kecantikan. Tubuh putri itu penuh dengan tato. Saat pameran, akan diperlihatkan tato pada bagian jari tangan dan pundaknya. Ilmuwan menyebut, tato itu memiliki nilai seni yang tinggi.(Kompas.com)