Namun di bawah pengaruh pejabat militer yang lebih moderat, Presiden Eisenhower menyatakan menghormati urusan dalam negeri Indonesia.
Sementara itu, Soekarno memperlihatkan senjata Amerika yang dirampas dan mengumumkan intervensi rahasia Amerika.
Namun, CIA yang gelap mata tidak berpikir untuk mengakhiri operasi tersebut.
CIA mengirim armada pembom B-26 dan Allen Dulles memutuskan untuk menggunakannya melawan Soekarno.
B-26 tidak hanya memberikan senjata dan amunisi kepada pemberontak tetapi juga mengebom pulau Sulawesi.
Selama serangan udara, Amerika menderita kerugian pertama mereka.
Sebuah B-26 ditembak jatuh, seluruh awaknya tewas.
Namun, hal itu tidak menghentikan CIA. Pengeboman terus berlanjut!
Di Indonesia, sentimen anti-Amerika mulai meningkat pesat. Bahkan pendukung Dulles yang paling setia pun menuntut diakhirinya kampanye tersebut.
Sementara itu, tentara Indonesia menangkap pilot pesawat CIA ke-11 yang ditembak jatuh.
Ia adalah Allen Pope, seorang kulit putih Amerika, seorang veteran yang berpartisipasi dalam beberapa operasi rahasia CIA.
Ketika Pope digeledah, satu set dokumen lengkap ditemukan, termasuk lisensi pilot, misi dari delapan penerbangan sebelumnya, instruksi rahasia CIA dan kartu keanggotaan klub pangkalan angkatan udara.
Hal ini merupakan pukulan telak bagi CIA sehingga memaksa organisasi tersebut memerintahkan seluruh mata-matanya di Indonesia untuk segera menghentikan operasi tersebut.
*
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR