Intisari-Online.com - Politik Etis, kebijakan yang digagas Belanda dengan tujuan mulia untuk memajukan Hindia Belanda, pada kenyataannya diwarnai penyimpangan yang menggerogoti esensinya.
Alih-alih membawa kesejahteraan bagi rakyat, kebijakan ini dimanipulasi untuk memaksimalkan keuntungan bagi pemerintah kolonial.
Artikel ini akan mengupas bentuk penyimpangan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda terhadap politik etis dalam program irigasi, emigrasi, dan edukasi.
Kita akan melihat bagaimana program-program ini, yang seharusnya membawa manfaat bagi rakyat, justru dimanfaatkan untuk kepentingan para elit dan kolonial.
Dampak penyimpangan ini akan dibahas pula, mulai dari kesenjangan ekonomi yang semakin lebar hingga tumbuhnya kesadaran nasional yang memicu perlawanan terhadap kolonialisme.
Mari kita telusuri jejak kelam penyimpangan dalam Politik Etis dan pelajari bagaimana hal ini membentuk perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Penyimpangan Terhadap Politik Etis
Politik Etis, kebijakan yang digagas Belanda dengan tujuan mulia untuk memajukan Hindia Belanda, pada kenyataannya diwarnai penyimpangan yang menggerogoti esensinya.
Alih-alih membawa kesejahteraan bagi rakyat, seperti dilansir dari Kompas.com, kebijakan ini dimanipulasi untuk memaksimalkan keuntungan bagi pemerintah kolonial.
* Penyimpangan dalam Program Irigasi
Program irigasi, yang seharusnya mendistribusikan air secara adil untuk mengairi sawah dan ladang rakyat, disalahgunakan untuk mementingkan perkebunan milik swasta dan pemerintah Belanda.
Baca Juga: Penjelasan Dampak Pelaksanaan Politik Etis bagi Bangsa Indonesia
KOMENTAR