Mengapa Belanda Menginginkan Pembentukan Sebuah Negara Federasi Bukan Kesatuan?

Ade S

Editor

Konferensi Meja Bundar, 23 Agustus 1949. Mengapa Belanda menginginkan pembentukan sebuah negara federasi bukan kesatuan? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini.
Konferensi Meja Bundar, 23 Agustus 1949. Mengapa Belanda menginginkan pembentukan sebuah negara federasi bukan kesatuan? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini.

Intisari-Online.com -Sejarah kelam penjajahan Belanda di Indonesia tak hanya diwarnai dengan eksploitasi kekayaan alam, tetapi juga upaya licik untuk memecah belah persatuan bangsa.

Salah satu strategi yang mereka gunakan adalah melalui sistem pemerintahan.

Pertanyaannya, mengapa Belanda menginginkan pembentukan sebuah negara federasi bukan kesatuan?

Artikel ini akan mengupas tuntas alasan di balik ambisi Belanda tersebut.

Kita akan menyelami jejak penjajahan, strategi politik adu domba, dan perjuangan para pendiri bangsa dalam mempertahankan persatuan.

Mari kita simak artikel ini untuk memahami sejarah kelam bangsa dan belajar dari kegigihan para pahlawan dalam menjaga keutuhan Indonesia.

Alasan Belanda Menginginkan Pembentukan Sebuah Negara Federasi

Setelah Agresi Militer Belanda, Belanda memaksakan bentuk negara federasi melalui Konferensi Meja Bundar (KMB) dengan tujuan mendapatkan pengakuan kedaulatan dari dunia internasional.

Di balik ambisi pengakuan kedaulatan tersebut, Belanda memiliki agenda tersembunyi.

Mereka ingin Indonesia terpecah belah dan mudah dikuasai.

Sistem negara federasi diyakini Belanda akan membuat rakyat terkotak-kotak dan fokus mengurus wilayah masing-masing, sehingga mengabaikan persatuan nasional.

Baca Juga: Bagaimana Dampak dari Monopoli yang Dilakukan oleh Belanda di Maluku?

Dengan sistem ini, Belanda dapat melancarkan politik adu domba seperti pada masa VOC.

Masing-masing negara bagian akan sibuk mengurus urusannya sendiri, sehingga Belanda leluasa menjalankan kontrol dan eksploitasi.

Bentuk Negara Kesatuan: Perlawanan dan Persatuan Bangsa

Namun, para pendiri bangsa Indonesia memiliki visi yang kuat untuk membangun negara kesatuan.

Penolakan terhadap sistem federasi terus digaungkan, dan akhirnya Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan pada tahun 1950.

Kisah sejarah ini menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia.

Penjajahan Belanda memang telah berakhir, namun jejaknya masih membekas dan patut untuk terus dipelajari.

Kegigihan para pendiri bangsa dalam mempertahankan persatuan patut dicontoh dan dilestarikan.

Dengan memahami sejarah, kita dapat menjaga persatuan dan membangun bangsa yang lebih kuat di masa depan.

Mempelajari sejarah ini menjadi pengingat bagi kita untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta waspada terhadap berbagai upaya yang ingin memecah belah Indonesia.

Dengan memahami mengapa Belanda menginginkan pembentukan sebuah negara federasi bukan kesatuan, kita dapat lebih menghargai perjuangan para pendiri bangsa dan terus berjuang untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan.

Marilah kita jaga persatuan dan kesatuan bangsa, demi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera.

Baca Juga: Salah Satu Faktor Perlawanan Sisingamangaraja XII Melawan Belanda adalah Kekhawatiran Mengenai Apa?

Artikel Terkait