Intisari-Online.com - Kepulauan Maluku, bagaikan surga rempah-rempah, sejak lama menarik perhatian bangsa Eropa.
Di balik kekayaan alamnya, sejarah Maluku menyimpan luka mendalam akibat monopoli perdagangan yang dilakukan Belanda.
Artikel ini akan mengupas bagaimana dampak dari monopoli yang dilakukan oleh Belanda di Maluku.
Monopoli perdagangan rempah-rempah oleh Belanda di Maluku bukan hanya tentang keuntungan ekonomi, tetapi juga tentang penindasan dan eksploitasi.
VOC menerapkan berbagai kebijakan kejam untuk menguasai perdagangan rempah-rempah, seperti Hongi Tochten, Ekstirpasi, dan Contingenten.
Rakyat Maluku dipaksa tunduk pada aturan VOC, dipaksa menyerahkan hasil bumi mereka, dan dipaksa membayar pajak yang tinggi.
Dampak monopoli Belanda di Maluku tak hanya dirasakan secara ekonomi, tetapi juga sosial dan budaya.
Rakyat Maluku kehilangan kontrol atas tanah mereka, tradisi dan budaya mereka terancam, dan rasa identitas mereka terkikis.
Artikel ini akan mengupas lebih dalam bagaimana monopoli Belanda di Maluku meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Maluku dan menjadi salah satu contoh nyata keserakahan dan penindasan kolonialisme.
Dampak dari Monopoli yang Dilakukan oleh Belanda di Maluku
Berikut ini berbagai dampak negatif yang dilahirkan dari monopoli yang dilakukan oleh Belanda di Maluku, seperti dilansir dari Bobo.ID:
Baca Juga: Kebijakan Kolonial Portugis yang Memicu Perlawanan Lokal adalah 2 Hal Ini
KOMENTAR