Intisari-Online.com - Supersemar, surat perintah kontroversial yang dikeluarkan Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966, menjadi tonggak penting dalam sejarah Indonesia.
Di balik lembaran surat ini, terukir kisah transisi kekuasaan dari Soekarno ke Letjen Soeharto, menandai awal era Orde Baru yang berlangsung selama 32 tahun.
Apakah kaitannya antara Supersemar dengan Orde Baru?
Pertanyaan ini masih sering menjadi perdebatan dan artikel ini akan mengupasnya secara mendalam.
Untuk itu, artikel ini akan mengupas lebih dalam tentang isi Supersemar, dampaknya terhadap transisi kekuasaan, dan kaitannya dengan lahirnya Orde Baru.
Temukan jawaban atas pertanyaan "apakah kaitannya antara Supersemar dengan Orde Baru?" dan pelajari bagaimana surat perintah kontroversial ini menjadi penanda peralihan penting dalam sejarah Indonesia.
Sejarah Singkat Supersemar
Supersemar, singkatan dari Surat Perintah Sebelas Maret 1966, merupakan sebuah dokumen kontroversial yang menandai peralihan kekuasaan di Indonesia.
Dibuat oleh Presiden Soekarno di Istana Bogor pada tanggal 11 Maret 1966, surat perintah ini memberikan kewenangan kepada Letjen Soeharto, Panglima Angkatan Darat saat itu, untuk mengambil tindakan "yang dianggap perlu" demi memulihkan ketertiban negara yang sedang dilanda chaos akibat peristiwa G30S.
Keberadaan Supersemar masih diselimuti misteri dan perdebatan hingga saat ini.
Banyak pihak yang mempertanyakan keabsahannya, serta interpretasi dan konsekuensi dari perintah yang tertuang di dalamnya.
Baca Juga: Bagaimana Kondisi Indonesia Pada Masa Peralihan Pemerintahan Sukarno dan Soeharto?
KOMENTAR