Intisari-Online.com -Tersebar cerita-cerita pilu di balik kecelakaan maut Tol Cikampek 58 yang menewaskan 9 orang.
Mulai dari pesan terakhir korban hingga cerita Kepada Desa di Ciamis terkait kecelakan tersebut.
Muhammad Zaki adalah salah satu korba meninggal kecelakaan tersebut.
Sebelum kejadian naas tersebut, Zaki sempat berkakar dengan keluarganya, dalam hal ini adalah sang ibu, Yuyun.
Tak sekadar pulang untuk Idulfitri, menurut keterangan Yuyun, Zaki pulang juga untuk menjadi wali nikah sang kakak yang akan menikah setelah Lebaran.
Alih-alih pulang ke rumah, Zaki justur pulang untuk selama-lamanya.
"Ini pertama kali dia pulang menggunakan mobil travel," kata Yuyun seraya menyebut bahwa putra itu biasanya pulang menggunakan sepeda motor.
Ketika berkomunikasi dengan Zaki sebelum kecelakaan, Yuyun mengaku sudah diberitahu akan kepulangan anaknya pda hari Senin.
"Mah, Aa mau pulang malam Senin."
"Iya A, trus Aa naik apa?"
"Aa mau naik travel, tapi travelnya sudah penuh."
Setelah pesan tersebut, Yuyun mengaku tak lagi mendapatkan pesan dari Zaki.
Yuyun yang semakin khawatir dengan kabar putranya kemudian mengirim pesan kepada Zaki.
"Habis itu saya WA, 'Aa sampai mana?'" kata Yuyun.
Tapi pesan itu tak kunjung terbalas--bahkan nomornya tidak aktif.
"Ke mana si Aa ya Allah, ini ada apa. Saya bilang gitu," lanjutnya.
Tak berselang lama, datang perwakilan travel yang mengajak Yuyun ke kantor.
"Ini rumah Zaki? Minta KK katanya, untuk apa? Kan Zaki di perjalanan. Iya ini mobilnya bermasalah katanya. Gak bilang kecelakaan, cuma bilang mobilnya bermasalah,” cerita Yuyun.
Saat sampai di kantor travel, Yuyun langsung mengetahui bahwa Zaki telah meninggal.
"Pas sudah tau gitu, katanya mobilnya kebakaran. Baru saya oh Zaki sudah meninggal. Ya sudah saya pasrah saja, ini sudah takdir Allah. Mungkin ini sudah jalan yang terbaik buat Zaki,” pungkasnya.
Sementara itu,Kepala Desa Tanjungjaya, Ciamis, Jawa Barat, Fik Hidayat, menceritakan kekhawatirannya soal identitas korban kecelakaan di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Karawang, Jawa Barat, Senin (8/4/2024).
Begitu mengetahui adanya informasi kecelakaan yang melibatkan mobil Gran Max, Fik langsung menemui keluarga dari si sopir, Ukar Karmana (56) yang berada di Dusun Karanganyar, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Rajadesa, Ciamis.
"Saya meluncur ke rumah keluarga (Ukar). Saya tanya kepada keluarga (terkait kecelakaan). Saat itu baru ada info sedikit (terkait kecelakaan)," kata Fik, Selasa (9/4).
Dia mendapatkan informasi dari petugas Bhabinkamtibmas yang memperlihatkan foto KTP yang sebagian sudah terbakar, tetapi masih terlihat alamatnya.
Fik yang tiba di rumah keluarga Ukar meminta agar keluarga menghubungi Ukar, dua anak anaknya Zihan Windiansyah dan Sendi Handian, dan kerabatnya Rizky Prastya.
Sayangnya, ponsel Ukar tak dapat dihubungi.
Keluarga Ukar yang lain rupanya memiliki nomor telepon lima penumpang Gran Max yang lain. Pasalnya, anaknya yang bernama Sandi (saudara kembar Sendi) kerap ikut Ukar saat menjadi sopir travel.
Sandi memiliki nomor ponsel calon penumpang travel yang dikendarai ayahnya. Sayangnya, tak satupun penumpang Gran Max dapat dihubungi pascakecelakaan terjadi.
“Dari sembilan penumpang mobil Gran Max tersebut, tak ada satu pun yang bisa dihubungi,” ungkap Fik, seperti dikutip dari Kompas.com.
Saat sore tiba, barulah diketahui nomor pelat mobil Gran Max yang terlibat dalam kecelakaan Tol Japek. Benar saja, Ukar menjadi korban dalam peristiwa itu.
Seperti diberitakan Kompas.tv sebelumnya, kecelakaan maut ini terjadi di jalur contraflow di Tol Jakarta-Cikampek Km 58 pada Senin (8/4/2024), pukul 07.04 WIB.
Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan, yakni bus Primajasa nopol B 7655 TGD, Gran Max nopol B 1635 BKT, dan Daihatsu Terios.
Sebanyak 12 orang tewas dalam kecelakaan ini dan sudah dievakuasi ke RSUD Karawang untuk diidentifikasi.
Korban tewas terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan. Hingga saat ini, proses identifikasi masih berlangsung.