Intisari-online.com - Sunan Kalijaga memiliki nama asli yakni Raden Said. Lahir dari keluarga bangsawan Majapahit di Tuban.
Raden Said dikenal sebagai seorang pemuda pemberani, gagah, dan berparas tampan. Ia juga gemar mabuk, berjudi, dan merampok. Tapi, hasil rampokannya dibagikan ke orang miskin.
Hidupnya berubah setelah bertemu Sunan Bonang, seorang wali yang juga putra Sunan Ampel. Sunan Bonang berhasil membimbing Raden Said menjadi seorang muslim yang kaffah.
Bukan itu saja, Raden Said juga menjelma menjadi seorang ulama besar yang bijaksana. Namanya pun berubah menjadi Sunan Kalijaga setelah bertapa 3 tahun di pinggir sungai.
Sunan Kalijaga berdakwah dengan cara kreatif. Ia tidak memaksakan syariat Islam secara keras. Sebaliknya, ia menggunakan pendekatan yang lembut, bijaksana, dan menyentuh hati.
Sunan Kalijaga menghormati budaya lokal dan mengadaptasinya dengan nilai-nilai Islam. Ia menggunakan wayang, gamelan, tembang, dan tari sebagai media dakwah.
Sunan Kalijaga juga menjadi penasihat dan guru bagi para raja di Pulau Jawa. Mulai dari Sultan Demak, Sultan Pajang, hingga raja Mataram Islam, Panembahan Senopati.
Namun, di balik keagungan Sunan Kalijaga, ada satu misteri yang masih belum terpecahkan, yaitu mengenai usianya.
Tidak ada sumber sejarah yang akurat tentang tanggal lahir dan wafatnya Sunan Kalijaga. Meski begitu, ada beberapa pendapat yang berbeda tentang hal ini.
Pertama, Sunan Kalijaga berumur 142 tahun. Lahir pada tahun 1450 M dan wafat pada tahun 1592 M. Ini adalah perkiraan berdasar buku berjudul Sunan Kalijaga (Raden Said) karya Yoyok Rahayu Basuki.
Kedua, usia Sunan Kalijaga adalah 139 tahun. Ia lahir pada 1430 dan wafat pada 1549 M.Perkiraan ini berdasarkan buku berjudul “Sunan Kalijaga dan Mitos Masjid Demak” karya Dr Fairuz Sabiq.
Ketiga, Sunan Kalijaga berumur lebih dari 200 tahun. Dasarnya adalah catatan Babad Tuban. Catatan menyebut, Sunan Kalijaga pernah bertemu dengan Raja Majapahit terakhir, Prabu Brawijaya V.
Selain itu Kanjeng Sunan juga pernah menjadi penasihat Panembahan Senopati, Raja Mataram Islam. Walhasil, usia Sunan Kalijaga diperkirakan lebih dari 200 tahun.
Dari beberapa teori tersebut terlihat ada perbedaan yang besar mengenai usia Sunan Kalijaga. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya sumber sejarah yang otentik dan akurat.
Lalu, bagaimana dengan kisah wafatnya Sunan Kalijaga?
Menurut beberapa sumber, Sunan Kalijaga wafat setelah menyelesaikan pembangunan Masjid Agung Demak. Ia dimakamkan di Kadilangu, yang menjadi bukti bersatunya para ulama dan umara. Kadilangu dan Masjid Agung Demak seakan tak terpisahkan dengan sejarah Islam di Jawa.
Versi lain menyebut, Sunan Kalijaga wafat karena sakit kepala. Menurut Naskah Mertasinga, di hari tuanya Sunan Kalijaga tinggal di Istana Kesultanan Cirebon.
Pada suatu hari, Sunan Kalijaga menderita sakit kepala. Ia ditemani dua punakawan setianya, Ki Memek dan Ki Cengal.
Sakit Kanjeng Sunan ternyata semakin parah hingga akhirnya wafat pada tanggal 10 Muharam.Ki Memek dan Ki Cengal lantas melaporkan kabar ini kepada Sultan Cirebon yakni Panembahan Ratu, cicit dari Sunan Gunung Jati.
Panembahan Ratu kemudian menyempurnakan jenazah Kanjeng Sunan Kalijaga. Ada yang meriwayatkan Sang Sultan hanya menemukan kain Kanjeng Sunan saja.
Ada pula yang menceritakan Panembahan Ratu memakamkannya di Kadilangu. Terlepas dari hal itu, hingga saat ini makam Sunan Kalijaga di Kadilangu selalu ramai didatangi para peziarah.
Mereka datang untuk mendoakan sosok wali besar di tanah Jawa yang sangat toleran dan penuh kasih.
Baca Juga: Ramalan Sunan Kalijaga Tentang Akhir Zaman di Pulau Jawa, Sebagian Sudah Terjadi