Menurut riwayat dari NU Online, setiap kali keluar rumah pada akhir malam menuju Baqi’ (makam para sahabat di Madinah), Rasulullah SAW selalu menyapa penduduk makam dengan kalimat berikut:
السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ
Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn
Artinya: Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.
Setelah mengucapkan salam, Rasulullah SAW kemudian menyambungnya dengan doa, "Ya Allah, ampunilah orang-orang yang disemayamkan di Baqi'."
Doa ini dapat dimodifikasi dengan menyebut nama para ahli kubur di tempat peziarah berkunjung.
Selain mendoakan, ziarah kubur juga menjadi momen refleksi diri untuk menyadari bahwa suatu saat nanti, kita pun akan berada di dalam tanah.
Oleh karena itu, marilah kita jadikan momen ziarah kubur sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.
Doa Ziarah Kubur: Melengkapi Kunjungan dengan Untaian Doa
Ziarah kubur tak hanya tentang memanjatkan doa bagi yang telah tiada, tapi juga kesempatan memperbanyak amalan.
Imam Nawawi dalam Al-Adzkâr menganjurkan para peziarah untuk memperbanyak bacaan Al-Quran, dzikir, dan doa.
Baca Juga: 35 Ucapan Lebaran untuk Mertua, Penuh Kehangatan dan Doa yang Tulus
KOMENTAR