Advertorial
Intisari-Online.com -Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman Daulah Abbasiyah sangat berimbang.
Selain ilmu-ilmu umum, ilmu-ilmu agama juga mendapatkan tempat yang mulia.
Inilah 4 Ilmuwan Islam Paling Terkenal Pada Zaman Daulah Abbasiyah, Lengkap Dengan Bidang Ilmunya
==============================
Sebelumnya, perhatikan tabel berikut:
Pasangan ilmuwan dan bidang ilmu yang tepat adalah ....
==============================
Empat ilmuwan itu adalah:
1. Imam Al-asy'ari
Abu Hasan Al-Asy'ari atau biasa disebut Imam Al-Asy'ari merupakan salah satu ilmuwan termasyhur di zaman Daulah Abbasiyah, terutama dalam bidang ilmu kalam.
Abu Hasan Al-Asy'ari merupakan seorang sarjana Muslim Arab dari yurisprudensi Syafi'i, penafsir kitab suci, pembaharu (mujaddid), dan teolog skolastik (mutakallim), yang terkenal sebagai pendiri dari teologi Islam Sunni Asy'ariyah.
Al-Asyʿari terkenal karena mengambil posisi di antara dua madzhab teologi yang sudah ada, yakni Atsariyah dan Mu'tazilah.
Dia membangun jalan tengah di antara paham tradisionalis Atsariyah yang menolak rasionalitas dan paham progresif Mu'tazilah yang mengedepankan rasionalitas.
Pada satu sisi paham tradisionalis menekankan arti literal dari naskh al-Qur'an dan Hadis serta menolak ilmu kalam (teologi dialektis), di sisi lain paham progresif yang melulu mengandalkan rasionalitas dalam perkara teologis dan menganggap al-Quran sebagai makhluk.
Ajaran Abu al-Hasan al-Asyʿari akhirnya menjadi madzhab teologi paling dominan di dunia Sunni, namun pemikirannya tidak diterima di dunia Syiah.
Setelah keluar dari meninggalkan mazhab Mu'tazilah, lalu bergabung dengan para teolog tradisionalis, al-Asy'ari merumuskan teologi Islam Sunni melalui ilmu kalam, mengikuti jejak Ibnu Kullab satu abad sebelumnya.
Dalam hal ini, dia diikuti oleh sejumlah besar ulama Islam Sunni terkemuka, banyak di antaranya berasal dari mazhab hukum Syafi'i.
Yang paling terkenal di antaranya adalah Abul-Hassan Al-Bahili, Abu Bakar al-Baqillani, al-Juwaini, ar-Razi dan al-Ghazali.
Dengan demikian mazhab al-Asy'ari, bersama dengan Maturidi, menjadi mazhab utama yang mencerminkan keyakinan Sunnah.
Dia juga diketahui pernah menjadi guru dari ulama sufi, Ibnu Khafif.
2. Imam Malik
Imam Malik adalah pakar ilmu fikih dan hadis yang mendirikan Mazhab Maliki.
Hal itu menjadikannya sebagai satu dari empat imam mazhab terbesar dalam Islam.
Semasa hidup, Imam Malik mempunyai karya monumental berupa kitab hadis.
Kitab karya Imam Malik yang paling terkenal berjudul Al-Muwatta atau Muwatta Imam Malik.
Al-Muwatta merupakan salah satu kitab hadis paling awal, yang ditulis pada abad ke-8.
Imam Malik dikenal sebagai tokoh dengan intelektual tinggi dan penghafal yang kuat.
Pada tahun 760-an, ia pernah diminta oleh Khalifah Abbasiyah untuk menyusun kitab hadis yang dapat dijadikan pedoman dan hukum di seluruh kekhalifahan, tetapi menolak.
Pada akhir 770-an, Imam Malik kembali diminta untuk menyusun kitab hadis oleh khalifah akibat semakin banyaknya perbedaan pandangan hukum Islam di masyarakat.
Dari situlah, Imam Malik menyusun Al-Muwatta, bukan untuk memenuhi perintah khalifah, tetapi ingin menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam hal fikih di antara para ulama dan mengurangi beredarnya hadis palsu.
Kitab Al-Muwatta karya Imam Malik bin Anas disusun dalam waktu 40 tahun.
Al-Muwatta sendiri memiliki arti "yang disepakati" atau "panduan". Penamaan itu terjadi setelah Imam Malik menunjukkan kitabnya kepada para ulama di Madinah dan mereka semua sepakat dengan isinya.
3. Imam Bukhari
Imam Bukhari merupakan seorang ahli hadis asal Uzbekistan yang sudah berkiprah di bidangnya sejak usia remaja.
Bahkan, buku-buku fikih dan hadis karyanya diakui memiliki derajat yang paling tinggi dibanding yang lainnya.
Karena itulah Imam Bukhari dijuluki sebagai Amirul Mukminin fil Hadits atau pemimpin orang-orang yang beriman dalam hal ilmu hadis. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Shahih Bukhari, kitab koleksi hadis yang ia susun selama 16 tahun.
Sewaktu masih berusia 16 tahun, Bukhari pergi ke Mekkah dan Madinah untuk memperdalam ilmu hadisnya.
Sepeninggal ayahnya, ia selalu bepergian dengan sang ibu.
Dua tahun kemudian, Bukhari berhasil menerbitkan kitab hadis pertamanya yang bertajuk Kazaya Shahabah wa Tabi'in.
Selama bertahun-tahun berikutnya, Bukhari menghabiskan waktu untuk mengunjungi berbagai kota guna menemui para periwayat hadis, mengumpulkan, dan memilih hadis-hadisnya.
Seperti diketahui, hal luar biasa yang dilakukan Imam Bukhari untuk mendapatkan keterangan yang lengkap tentang suatu hadis dan orang yang meriwayatkannya adalah dengan bertemu langsung.
Beberapa kota yang ia singgahi adalah Bashrah, Mesir, Hijaz, Kufah, Baghdad, hingga Asia Barat.
Di Baghdad, Bukhari bertemu dan berdiskusi dengan seorang ulama besar, yaitu Ahmad bin Hanbal atau Imam Hambali.
Sementara di kota-kota lain, ia bertemu dengan sebanyak 80.000 periwayat hadis dan berhasil mengumpulkan serta menghafal ratusan ribu hadis.
Setelah melakukan perjalanan selama hampir 16 tahun, Imam Bukhari kembali ke kampung halamannya di Bukhara.
Di sana, ia melakukan seleksi terhadap hadis-hadis yang didapatkan dari para priwayat atau perawi hadis.
Pada akhirnya, setelah melakukan seleksi dengan sangat ketat, Bukhari menuangkan sebanyak 7.275 hadis ke dalam karya monumentalnya bertajuk Al Jami'al-Shahih atau dikenal dengan Shahih Bukhari.
Kitab tersebut menjadi koleksi hadis yang dianggap memiliki kualitas terbaik dan autentik oleh kalangan Muslim Sunni.
Selain Shahih Bukhari, karya terkenal Imam Bukhari lainnya adalah Al-Adab al-Mufrad.
4. Imam Ghazali
Salah satu pemikir besar dalam dunia Islam adalah Al-Ghazali atau yang dikenal dengan Imam Ghazali.
Imam Ghazali adalah seorang akademisi serta ahli tasawuf dan ilmu akhlak yang telah melahirkan karya-karya fenomenal.
Salah satu karya terkenal dari Imam Ghazali berjudul Ihya Ulumuddin (Kebangkitan Ilmu Pengetahuan Agama).
Semasa muda, Al-Ghazali merupakan seorang pemuda yang haus akan ilmu pengetahuan.
Dia pandai dalam ilmu tafsir Al Quran, hadis, ilmu kalam, dan filsafat.
Beberapa sejarawan Muslim menganggapnya sebagai seorang Mujaddid, yakni seorang pembaru iman yang muncul sekali setiap abad untuk memulihkan iman umat Islam.
Selain itu, Imam Al-Ghazali adalah sosok yang terkenal sebagai Bapak Tasawuf Modern.
Itulah 4 Ilmuwan Islam Paling Terkenal Pada Zaman Daulah Abbasiyah, Lengkap Dengan Bidang Ilmunya