Intisari-Online.com -Di tengah hiruk pikuk informasi dan beragam opini, teks editorial hadir sebagai suara penengah yang mencerahkan.
Berbeda dengan berita yang objektif, teks editorial menawarkan sudut pandang subjektif yang diiringi data dan fakta.
Pertanyaannya, mengapa teks editorial harus menggunakan bahasa yang santun? Bukankah tujuan utama teks editorial adalah untuk menyampaikan opini secara tegas dan lugas?
Mari kita kupas tuntas 4 alasannya melalui artikel di bawah ini.
1) Menjembatani Opini dan Pemahaman
Teks editorial bukan sekadar luapan pendapat. Ia adalah jembatan komunikasi antara redaksi dan publik, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap sebuah isu. Di sinilah letak urgensinya menggunakan bahasa yang santun.
Bahasa yang rumit dan berbelit-belit hanya akan menimbulkan kebingungan dan menghambat tersampainya pesan.
Pembaca akan enggan mencerna opini yang disajikan, dan tujuan teks editorial untuk mengedukasi publik pun tak tercapai.
2) Membangun Kredibilitas dan Kepercayaan
Kesantunan berbahasa tak hanya soal mudah dipahami. Ia juga mencerminkan kredibilitas dan profesionalisme redaksi.
Penggunaan bahasa yang sopan dan terhindar dari kalimat provokatif menunjukkan bahwa redaksi mengedepankan etika dan bertanggung jawab atas opininya.
Baca Juga: 3 Contoh Teks Editorial tentang Palestina, Lengkap dengan Strukturnya
Pembaca pun lebih mudah untuk menaruh kepercayaan pada redaksi yang mampu menyampaikan opininya dengan santun dan bermartabat.
Kepercayaan ini menjadi modal penting bagi redaksi dalam memainkan perannya sebagai penjaga moral dan pembawa perubahan positif di masyarakat.
3) Menarik Perhatian dan Mendorong Diskusi
Teks editorial tak hanya ditujukan bagi mereka yang sependapat dengan redaksi. Ia juga harus mampu menarik perhatian dan membuka ruang diskusi bagi mereka yang memiliki pandangan berbeda.
Kesantunan berbahasa menjadi kunci dalam membangun jembatan komunikasi yang konstruktif.
Pembaca yang merasa dihargai dan dihormati akan lebih terbuka untuk menerima opini yang berbeda, bahkan terdorong untuk terlibat dalam diskusi yang sehat dan mencerahkan.
4) Lebih dari Sekadar Tulisan
Teks editorial adalah sebuah karya seni komunikasi. Ia bukan sekadar kumpulan kalimat yang tersusun rapi, melainkan sebuah orkestrasi bahasa yang mampu menyentuh hati dan membuka mata para pembacanya terhadap realitas yang ada.
Kesantunan berbahasa menjadi salah satu instrumen penting dalam orkestrasi tersebut. Dengan bahasa yang santun, teks editorial mampu menyampaikan opini secara efektif, membangun kredibilitas, menarik perhatian, dan mendorong diskusi yang konstruktif.
Lebih dari sekadar tulisan, teks editorial dengan bahasa yang santun adalah sebuah ajakan untuk bersama-sama membangun pemahaman yang lebih baik, menuju masa depan yang lebih cerah.
Kesantunan berbahasa dalam teks editorial bukan hanya soal estetika, melainkan sebuah kebutuhan fundamental.
Dengan bahasa yang santun, teks editorial mampu menjembatani opini dan pemahaman, membangun kredibilitas dan kepercayaan, menarik perhatian dan mendorong diskusi yang konstruktif.
Singkatnya, "mengapa teks editorial harus menggunakan bahasa yang santun?"
Jawabannya adalah karena bahasa yang santun adalah kunci untuk membuka hati dan pikiran pembaca, dan mengantarkan teks editorial menuju tujuannya: membangun pemahaman yang lebih baik dan masa depan yang lebih cerah.
Baca Juga: Struktur yang Membangun Sebuah Teks Cerita Sejarah yaitu 3 Hal Ini