Pameran “Sampul Manusia” Jadi Pembuka Rangkaian HUT Ke-50 Penerbit Gramedia Pustaka Utama

Tjahjo Widyasmoro

Editor

Seorang pengunjung melihat salah satu sampul buku dalam acara Pameran Sampul Manusia dalam rangka HUT Gramedia Pustaka Utama di Jakarta, Selasa (26/3)
Seorang pengunjung melihat salah satu sampul buku dalam acara Pameran Sampul Manusia dalam rangka HUT Gramedia Pustaka Utama di Jakarta, Selasa (26/3)

Intisari-Online.com -Dalam rangka HUT ke-50, Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) menggelar acara Pameran Sampul Manusia. Pameran menampilkan 1.000 sampul dari buku-buku yang pernah diterbitkan GPU selama 50 tahun usianya.

Pemeran yang diadakan di dua tempat yaitu Lobby Palmerah Barat (berlangsung 26/3 sampai 5/4) dan Bentara Budaya Jakarta (27/3-28/3), merupakan hasil kurasi dari sekitar 5.000 buku. Sejak 1974, GPU sendiri sudah menerbitkan 20.000 judul buku.

Sampul-sampul buku yang tampil dalam pameran terasa sangat menarik karena telah menjadi sebuah catatan perjalanan GPU dalam menyediakan beragam jenis buku. Apalagi sampul-sampul tersebut rata-rata telah diakrabi oleh para pembacanya, bahkan menjadi adalah koleksi pribadi.

Kita bisa menengok sampul-sampul mulai dari era awal GPU seperti novel Karmila dan Badai Pasti Berlalu karya Marga T, novel cerita kriminal Agatha Christie, Senopati Pamungkas karya Arswendo Atmowiloto, Lupus karya Hilman Hariwijaya, sampai beragam buku-buku non-fiksi seperti Chicken Soup for the Soul, seri buku resep masakan Sisca Soewitomo, dll.

Konferensi Pers Pembukaan Pameran Sampul Manusia dalam rangka HUT ke-50 Gramedia Pustaka Utama, Selasa (26/3)
Konferensi Pers Pembukaan Pameran Sampul Manusia dalam rangka HUT ke-50 Gramedia Pustaka Utama, Selasa (26/3)

Tema tentang sampul buku sengaja diangkat di tengah munculnya isu penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) untuk pembuatan ilustrasi, termasuk sampul buku.

Mirna Yulistianti, Ketua Panitia Pameran Sampul Buku mengakui memang ada keresahan peran ilustrator akan digantikan oleh mesin yang etikanya perlu dipertanyakan. Penyebabnya lantaran AI boleh dibilang telah mengambil karya tanpa izin. Teknologi itu mempelajari bagaimana ilustrator atau pelukis berkarya. Data itu kemudian dijual ke platform-platform, sehingga orang-orang bisa memakai desain dengan sangat efisien dan murah.

Selain etika, Mirna menambahkan, penggunaan AI juga masih belum bisa berhati-hati dengan bias, terutama warna kulit, ras, dan gender.

“Kalau misalnya kita minta kepada AI untuk menggambarkan perempuan, maka yang muncul perempuan berkulit putih, langsing, dan rambutnya panjang. Itulah bias,” tutur Mirna dalam acara konferensi pers pembukaan pameran, Selasa (26/3).

Suasana Pameran Sampul Manusia yang diadakan oleh Gramedia Pustaka Utama dalam rangka ulang tahun ke-50
Suasana Pameran Sampul Manusia yang diadakan oleh Gramedia Pustaka Utama dalam rangka ulang tahun ke-50

Pameran Sampul Manusia merupakan pembuka dari berbagai acara yang menurut rencana akan diadakan dalam setahun ini. Acara itu antara lain Apresiasi Pembaca, Writing Workshop, Community Event, A Month in GPU, Reading Marathon, Pesta Literasi Indonesia, GPU x Frankfurt Book Fair, Piknik GPU dan GramediaBookFair

Artikel Terkait