Dianjurkan Berkesinambungan, Bolehkah Puasa Syawal Dijalankan Secara Putus-putus?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Artikel ini akan membahas dan menjawab pertanyaan, bolehkah puasa syawal dijalankan secara putus-putus?
Artikel ini akan membahas dan menjawab pertanyaan, bolehkah puasa syawal dijalankan secara putus-putus?

Intisari-Online.com -Mungkin sebagian besar dari kita masih bertanya-tanya terkait pelaksanaan puasa syawal, terutamaterkait tata cara pelaksanaannya.

Apakah puasa syawal harus dilakukan secara berurutan atau berkesinambungan, atau boleh secara putus-putus?

Artikel ini akan membahas dan menjawab pertanyaan, bolehkah puasa syawal dijalankan secara putus-putus?

Puasa syawal dijalankan umat Islam setelah merayakan Hari Raya Idul Fitri pada 1 Syawal.

Puasa sunah Syawal ini memiliki keutamaan dan pahala seperti puasa selama satu tahun penuh.

Keutamaan puasa ini termaktub dalam hadis berikut:

"Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dan diikuti dengan enam hari bulan Syawal, maka baginya pahala puasa selama satu tahun penuh".

Apakah puasa Syawal harus dilakukan secara berkesinambungan atau boleh dipisah?

MengutopLembaga Fatwa Mesir, Syekh Husein Muhammad Makhluf mengatakan, puasa Syawal ini diutamakan secara berturut-turut pada awal bulan Syawal.

Maksud dari berturut-turut ini adalah hanya terdapat satu hari jeda antara Ramadhan dan puasa Syawal, yakni Idul Fitri.

Artinya, puasa Syawal diutamakan mulai pada hari kedua (hari kedua pada bulan Syawal/sehari selepas Idul Fitri) dan berlanjut selama enam hari.

Meskipun begitu puasa Syawal juga bisa dilakukan secara terpisah, baik di awal, tengah, maupun akhir.

Umat Islam juga tetap memperoleh pahala yang besar dari puasa sunah tersebut.

Apa keutamaan puasa syawal?

Sebagaimana dijelaskan pada awal artikel, puasa Syawal bernilai pahala seperti puasa selama satu tahun penuh.

Grand Mufti Mesir Syekh Syauqi Ibrahim mengatakan, maksud dari hadis tersebut merujuk pada hadis lain yang menjelaskan bahwa pahala kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh pahala.

Karena itu, pahala puasa satu bulan Ramadhan berarti setara dengan puasa sepuluh bulan.

Sementara puasa enam hari bulan Syawal berarti setara dengan pahala enam puluh hari puasa atau dua bulan.

"Dengan demikian, jumlah dari pahala dua puasa tersebut adalah 12 bulan atau setahun penuh," kata Syekh Syauqi.

Umat Islam juga diperbolehkan menggabungkan puasa Syawal dengan puasa utang Ramadhan.

Syaratnya, niat mengganti puasa (wajib) harus didahulukan dari pada puasa Syawal (sunah).

Itulah artikel yangmembahas dan menjawab pertanyaan, bolehkah puasa syawal dijalankan secara putus-putus, semoga bermanfaat.

Artikel Terkait