Hadist tersebut menentang anggapan bahwa bulan Safar membawa kesialan, dan menganjurkan umat Islam untuk tetap beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Oleh karena itu, para ulama menyebut bulan Safar sebagai "Shafar al-Khair" atau bulan Safar yang baik.
Tradisi Rebo Wekasan diwarnai dengan berbagai amalan, seperti salat, dzikir, doa, dan tabarruk.
Tujuannya adalah untuk memohon turunnya kebaikan dan perlindungan dari segala macam musibah dan cobaan dari Allah SWT.
Di berbagai daerah, tradisi Rebo Wekasan dirayakan dengan beragam cara.
Meskipun berbeda-beda, inti dari tradisi Rebo Wekasan adalah untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam musibah dan cobaan.
Tradisi ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Ragam Tradisi Rabu Kasan atau Rebo Wekasan di Berbagai Daerah di Indonesia
Rebo Wekasan, tradisi yang jatuh pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, dirayakan dengan berbagai cara di berbagai daerah di Indonesia. Selain dikenal dengan Rebo Wekasan, tradisi ini juga memiliki nama lain, seperti Rabu Abeh, Rebo Kasan, dan Rebo Pungkasan.
Berikut beberapa contoh tradisi Rebo Wekasan di beberapa daerah:
Baca Juga: Mengenal Tradisi Rabu Wekasan, Hari Rabu Terakhir Di Bulan Safar
1. Rabu Abeh di Aceh
KOMENTAR