Intisari-Online.com -Rabu Kasan, tradisi yang jatuh pada Rabu terakhir bulan Safar, selalu menarik perhatian.
Berbagai ritual dilakukan, mulai dari doa bersama, mandi air kembang, hingga sedekah bumi.
Tapi, sebenarnya apa yang diketahui tentang tradisi Rabu Kasan?
Ini adalah pertanyaan yang membuka pintu ke dunia penuh dengan cerita, kepercayaan, dan adat yang telah diwariskan turun-temurun.
Tradisi Rabu Kasan atau Rebo Wekasan adalah jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, mengajarkan kita tentang pentingnya memelihara warisan leluhur.
Setiap elemen dari tradisi ini membawa pesan dan simbolisme yang kaya, yang jika ditelaah lebih lanjut, akan memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang identitas bangsa.
Dari Aceh hingga Banyuwangi, setiap perayaan memiliki nuansa yang berbeda, namun semuanya berakar pada nilai yang sama: rasa syukur dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Sejarah Rabu Kasan atau Rebo Wekasan
Rebo Wekasan, tradisi yang jatuh pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, merupakan sebuah ritual tolak bala yang dipraktikkan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Tradisi ini telah ada sejak abad ke-17, di masa Wali Songo, dan dilandasi oleh hadist Rasulullah SAW tentang bulan Safar.
Baca Juga: Doa Rebo Wekasan, Niat Sholat Hajat Tolak Bala dan Tata Caranya
Hadist tersebut menentang anggapan bahwa bulan Safar membawa kesialan, dan menganjurkan umat Islam untuk tetap beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Oleh karena itu, para ulama menyebut bulan Safar sebagai "Shafar al-Khair" atau bulan Safar yang baik.
Tradisi Rebo Wekasan diwarnai dengan berbagai amalan, seperti salat, dzikir, doa, dan tabarruk.
Tujuannya adalah untuk memohon turunnya kebaikan dan perlindungan dari segala macam musibah dan cobaan dari Allah SWT.
Di berbagai daerah, tradisi Rebo Wekasan dirayakan dengan beragam cara.
Meskipun berbeda-beda, inti dari tradisi Rebo Wekasan adalah untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam musibah dan cobaan.
Tradisi ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Ragam Tradisi Rabu Kasan atau Rebo Wekasan di Berbagai Daerah di Indonesia
Rebo Wekasan, tradisi yang jatuh pada hari Rabu terakhir di bulan Safar, dirayakan dengan berbagai cara di berbagai daerah di Indonesia. Selain dikenal dengan Rebo Wekasan, tradisi ini juga memiliki nama lain, seperti Rabu Abeh, Rebo Kasan, dan Rebo Pungkasan.
Berikut beberapa contoh tradisi Rebo Wekasan di beberapa daerah:
Baca Juga: Mengenal Tradisi Rabu Wekasan, Hari Rabu Terakhir Di Bulan Safar
1. Rabu Abeh di Aceh
Di Aceh Barat dan Aceh Selatan, tradisi Rebo Wekasan dikenal sebagai Rabu Abeh.
Dahulu, tradisi ini dilakukan dengan memotong kerbau dan membuang kepalanya ke laut untuk menolak bala. Kini, tradisi tersebut digantikan dengan pembacaan shalawat, dzikir, dan doa.
2. Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan di Bantul
Di Desa Wonokromo, Bantul, tradisi Rebo Wekasan dikenal sebagai Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan.
Tradisi ini dikaitkan dengan pertemuan Sri Sultan HB I dengan mBah Kyai Faqih Usman, yang diyakini memiliki kemampuan menyembuhkan penyakit dan memberikan berkah.
Puncak acara Rebo Wekasan di Desa Wonokromo adalah mengarak lemper raksasa yang kemudian dibagikan kepada pengunjung.
3. Dudus di Banten
Di Kampung Karundang Tengah, Kota Serang, tradisi Rebo Wekasan dikenal sebagai Dudus, yaitu mandi kembang tujuh rupa.
Tradisi ini sudah ada sejak masa Kesultanan Banten dan diiringi dengan tradisi sedekah bumi pada malam harinya.
4. Rebo Wekasan atau Rebo Pungkasan di Gresik
Di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Gresik, tradisi Rebo Wekasan dirayakan dengan sedekah bumi berupa doa bersama dan selamatan di sekitar Telaga Suci.
5. Petik Laut di Banyuwangi
Di sekitar Pantai Waru Doyong, Banyuwangi, tradisi Rebo Wekasan dirayakan dengan Petik Laut. Tradisi ini diawali dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan ritual melarung sesaji ke tengah laut.
Tradisi Rebo Wekasan, meskipun berbeda-beda, memiliki tujuan yang sama yaitu untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT dari segala macam musibah dan cobaan. Tradisi ini juga menjadi pengingat bagi umat Islam untuk selalu beriman kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Dengan demikian, apa yang diketahui tentang tradisi Rabu Kasan tidak hanya terbatas pada perayaannya, tetapi juga pada nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.
Tradisi ini adalah cerminan dari keberagaman dan ketahanan budaya, yang terus hidup dan berkembang seiring berjalannya waktu.