Intisari-online.com - Istilah "ngundhuh wohing pakarti" sudah familiar di telinga masyarakat, khususnya dalam ranah Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Lalu apa arti istilah ngundhuh wohing pakarti, sudah menjadi ungkapan banyak orang, apalagi dalam ranah Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Secara harfiah, istilah ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti "memetik buah dari perbuatan."
Artinya, setiap tindakan yang kita lakukan akan menghasilkan konsekuensi, baik itu positif maupun negatif.
Konsep ngundhuh wohing pakarti mengajarkan kita untuk bertanggung jawab atas perbuatan kita. Setiap pilihan yang kita buat akan berbuah hasil di masa depan.
Ini menjadi pengingat penting untuk selalu bertindak dengan bijak dan penuh kesadaran.
Contoh-contoh Ngundhuh Wohing Pakarti:
Rajin belajar akan menuai hasil berupa nilai yang baik dan ilmu yang bermanfaat. Ini adalah contoh positif dari ngundhuh wohing pakarti.
Ketika kita tekun belajar, maka buah yang kita petik adalah prestasi dan pengetahuan.
Melakukan korupsi akan berbuah hukuman penjara dan sanksi sosial. Ini adalah contoh negatif dari ngundhuh wohing pakarti.
Ketika kita memilih jalan yang salah, maka konsekuensinya pun akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Sifat-Sifat Mulia Penghayat Kepercayaan yang Menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa
Membantu orang lain akan mendatangkan kebahagiaan dan mempererat hubungan sosial.
Ini adalah contoh positif lainnya. Kebaikan yang kita lakukan akan berbuah kebahagiaan, baik untuk diri sendiri maupun orang yang kita bantu.
Menunda pekerjaan akan membuat pekerjaan menumpuk dan menimbulkan stress. Ini adalah contoh negatif lainnya.
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR