Intisari-Online.com – Waktu makan siang anak-anak sekolah di Jepang tidak seperti di Indonesia. Tidak ada kantin yang menyediakan tempat duduk, juga tidak ada pilihan makanan yang bisa dipilih di nampan styrofoam.
Tetapi sebaliknya, setiap siswa bergiliran kesempatan, untuk menyajikan sendiri makan siang, sebagai pengalaman belajar. Ini berarti mereka mengatur meja untuk makan mereka sendiri, melayani sesama siswa, belajar bagaimana memasak, dan belajar bagaimana makanan mereka bisa sampai ke meja.
Mereka juga diberikan makanan sehat yang bahan-bahannya diambil dari pertanian sekolah itu, atau dari produksi petani lokal. Waktu makan siang bagi anak-anak sekolah di Jepang, bukan hanya tentang makan saja. Tetapi ini semua tentang perhatian dan mengetahui apa yang akan dimakan, dan bagaimana bisa makanan itu tersaji. Dan para siswa itu belajar untuk menghargai orang lain.
Bagaimana dengan di Indonesia? Mungkinkah dilakukan di sekolah-sekolah di Indonesia?