Tahun 2014, muncul produk-produk makanan hasil masakan ibu-ibu di daerah terpencil itu. Dari mulai abon ikan sehat, kripik ikan, hingga rengginang dan sagon bakar. Produk tersebut dijajakan di tempat-tempat wisata daerah asal, di kampus-kampus dan juga dipasarkan di Jakarta. Saat ini, Hendri sedang membuat replikasinya di Banten untuk memudahkan distribusi. Karena jika harus terus-terusan mengambil barang dari Sulawesi Selatan atau Lampung memerlukan waktu dan biaya tambahan.
Selain meningkatkan pendapatan ibu-ibu di sana, adanya bisnis sosial ini juga digunakan sebagai kaki agar kegiatan sosial Sahabat Pulau tetap berjalan. Selama ini, program dan kegiatan di Sahabat Pulau cenderung meggunakan biaya sendiri (self funded). Pendapatan dari bisnis sosial akan digunakan untuk pemberdayaan (generate income) dan satu kaki lainnya untuk menopang kegiatan sosial seperti membangun rumah baca di daerah lain sehingga semakin banyak anak-anak yang dibantu.
Sekali Layar Terkembang, Tak Boleh Mundur
Meskipun sangat mencintai dunia relawan, ada kalanya Hendriyadi Bahtiar merasa malas ikut kegiatan Sahabat Pulau ketika sedang bad mood. Namun, setiap mengalami hal tersebut, Hendri selalu mengingat budaya leluhurnya, yakni budaya siri (rasa malu dan harga diri). Ibaratnya, sekali layar terkembang maka tak boleh mundur. Ketika sudah memulai, maka harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Tidak boleh berhenti dan menyerah.
Alasan lain, demi menjalankan amanah salah satu relawan yang baru saja meninggal. Dari temannya itu, Hendri belajar tentang keikhlasan menjadi seorang relawan. Bahwa menjadi seorang relawan merupakan panggilan jiwa dan tanggung jawab sosial yang harus dijalani. Hendri ingat, di halaman terakhir buku harian temannya itu, tertulis “Sekali hidup, hiduplah yang berarti”. Kalimat tersebut menggetarkan hati Hendri dan memantapkan kembali tujuannya membangun Sahabat Pulau. “Jadi ketika lagi down, saya inget harus melanjutkan semangat relawannya dia,” ujar Hendri.
Cara lain untuk mengembalikan semangat relawannya adalah dengan “kabur” ke rumah baca di pesisir Indonesia yang menjadi titik sasaran Sahabat Pulau. Jalan-jalan ke pulau sambil bercengkrama dengan warga lokal selalu memberikan energi baru bagi Hendri.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR