Inilah Fakta Sejarah Tentang Perkembangan Seni Di Kota Baghdad, Ibu Kota Daulah Bani Abbasiyah

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Itulah fakta sejarah tentang perkembangan seni di Kota Baghdad, Ibu Kota Daulah Bani Abbasiyah, semoga bermanfaat.
Itulah fakta sejarah tentang perkembangan seni di Kota Baghdad, Ibu Kota Daulah Bani Abbasiyah, semoga bermanfaat.

Intisari-Online.com -Selain sebagia ibu kota Daulah Bani Abbasiyah, pada zamannya Baghdad juga berkembang menjadi kota yang sangat indah dan aestetik.

Keindahan Kota Baghdad saat itu bahkan disebut tidak bisa ditandingi oleh kota mana pun di seluruh dunia.

Inilahfakta sejarah tentang perkembangan seni di Kota Baghdad, Ibu Kota Daulah Bani Abbasiyah.

Ada beberapa bidang seni yang berkembang di Baghdad dan berhasil diabadikan dalam catatan-catatan tertulis para sejarawan.

1) Seni Arsitektur

Peninggalan seni arsitektur banyak ditemukan dari cerita kemegahan kota Baghdad.

Desain kota Baghdad sebagai kota bundar itu sendiri menunjukkan bahwa kota ini dirancang dengan desain yang rapi dan terencana.

Beberapa bangunan istana di dalam dan di luar kota Baghdad juga menunjukkan bahwa Baghdad memang dibangun dengan sentuhan seni arsitektur yang sangat indah.

2) Seni Patung dan Lukis

Seni patung dan lukis juga berkembang di masa keemasan Bani Abbasiyah.

Beberapa di antaranya terlihat dari patung penunggang kuda di atas kubah istana Khalifah al Mansur.

Khalifah al-Amin juga memiliki perahu kesenangan di sungai Tigris dengan bentuk seperti singa, elang dan lumba-lumba.

Baca Juga: Beginilah Silsilah Keluarga Al-Abbas Dan Para Penguasa Daulah Abbasiyah Sampai Yang Terakhir Dikalahkan Mongol

Dinding istana Khalifah al-Muktasim juga dikabarkan penuh dengan lukisan yang indah.

Demikian pula ketika al-Mutawakkil menjadi Khalifah yang mengembangkan seni mural di dinding istana.

Seni patung dan lukis banyak dipengaruhi oleh kultur dan budaya Kristen.

Seniman-seniman yang terlibat dalam proyek seni patung dan lukis pun kebanyakan beragama Kristen.

Karena seniman Islam meyakini bahwa mereka tidak diperbolehkan membuat gambar dari makhluk yang bernyawa.

Meskipun demikian, para penguasa tetap mengapresiasi dan memberikan saluran bagi para seniman untuk mengekspresikan seni patung dan lukis.

3) Seni Industri

Seni industri yang berkembang pada masa itu di antaranya permadani dan keramik.

Permadani Baghdad terkenal sangat indah, bahkan sampai sekarang.

Salah satu produk yang disukai pada saat itu adalah permadani dengan gambar pemandangan berburu dan taman.

Industri permadani ini menunjukkan berkembangnya industri terkait, seperti kain tenun, pewarna, dan tekstil.

Demikian pula dengan industri keramik, termasuk piring, cangkir, vas, guci, dan lampu hias yang banyak digunakan di rumah-rumah maupun masjid.

Seni permadani dan keramik banyak dipengaruhi oleh budaya Persia.

4) Seni Kaligrafi

Seni Kaligrafi mulai berkembang sejak abad ke-2 dan ke-3 Hijriyah.

Seni kaligrafi murni berkembang dari tradisi Islam, yakni bersumber dari ayat-ayat al-Qur’an.

Sejak kemunculannya, seni kaligrafi menjadi sangat diminati.

Kemunculan seni kaligrafi pun menyebabkan pamor seni patung dan lukis menurun.

Melalui seni kaligrafi, umat Islam mencari saluran bagi sifat jiwa seninya.

Para seniman muslim meyakini bahwa mereka tidak boleh mengekspresikan jiwa seninya melalui representasi benda-benda yang bernyawa.

Karenanya seni kaligrafi pun berkembang sangat pesat.

Kaligrafer memegang posisi martabat dan kehormatan di mata para penguasa.

Para penguasa meyakini bahwa dengan seni kaligrafi itu mereka akan mendapatkan pahala agama dengan menyalin al-Qur’an.

5) Seni Musik

Seni musik juga berkembang pada masa Daulah Abbasiyah.

Khalifah Harun al-Rasyid selain menggaji para penerjemah juga menggaji para musisi untuk bermain musik di istananya.

Philip K. Hitti mencatat bahwa Khalifah Harun al-Rasyid pernah menyelenggarakan suatu festival di Baghdad yang dimeriahkan oleh dua ribu penyanyi.

Khalifah al-Amin yang pernah menyelenggarakan festival yang sama.

Khalifah al-Makmun pun dikabarkan suka mendengarkan musik di istana.

Alat musik yang sering digunakan adalah kecapi dan biola.

Sementara lagu dinyanyikan oleh seorang penyanyi perempuan di balik tirai.

Itulah faktasejarah tentang perkembangan seni di Kota Baghdad, Ibu Kota Daulah Bani Abbasiyah, semoga bermanfaat.

Baca Juga: Inilah Fakta Sejarah Tentang Abu Al-Abbas Yang Harus Kita Ketahui

Artikel Terkait