Intisari-Online.com -Dalam salah satu fase sejarah Indonesia, ada yang namanya fase mempertahankan kemerdekaan.
Bahkan fase mempertahankan kemerdekaan itu terus berlangsung hingga saat ini, dalam berbagai bidang.
Lalu mengapa bangsa Indonesia masih harus mempertahankan kemerdekaan, begini jawabannya.
Dari susunan kalimatnya, kita tahu, teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibuat dengan sangat terburu-buru.
Begini bunyinya:
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Terlepas dari buru-burunya teks proklamasi dibuat, ada begitu banyak nilai yang harus kita hikmati.
Kalimat pertama dalam Pembukaan UUD 1945 di atas, barangkali menjadi alasan mendasar dari perlunya Indonesia merdeka dari penjajahan bangsa asing.
Meskipun Indonesia telah merdeka, bukan berarti perjuangan kemerdekaan telah selesai.
Apa yang kita anggap sebagai kemerdekaan sebagaimana yang telah diproklamasikan Soekarno pada 17 Agustus 1945, hanya sebatas kemerdekaan dari penjajahan fisik.
Di era modern ini, upaya penjajahan tidak dilakukan dengan cara angkat senjata sebagaimana dalam riwayat sejarah Indonesia, namun dilakukan dengan cara yang halus.
Lantas bagaimana upaya penjajahan secara halus itu berlangsung?
Mari melihatnya dari kacamata wacana pascakolonial atau poskolonial yang muncul di akhir abad-20.
Apa itu Wacana Poskolonial?
Poskolonialisme secara sederhana dapat diartikan upaya-upaya bangsa Barat dalam menghegemoni Bangsa Timur setelah upaya kolonialisme fisik.
Dalam pandangan bangsa Barat, kawasan Timur merupakan objek negara jajahan terbesar, terkaya, serta yang tertua.
Proses penindasan berupa imperialisme masih berlangsung melalui berbagai aspek dalam negara dan tinggalan kolonial.
Mereka tetap melakukan upaya kolonialisme, namun tindakan tersebut dilakukan melalui upaya penyusupan dalam aspek budaya, politik, pendidikan dan sebagainya.
Penyusupan ini secara tidak langsung dan kadang tidak disadari mengekang kebebasan suatu bangsa yang sejatinya telah merdeka.
Dampak paling puncaknya yaitu akan kembalinya praktik kolonial total bilamana suatu negara yang dihegemoni semakin terpuruk dan terkekang.
Oleh karena itu, meskipun Indonesia telah merdeka pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia masih harus berjuang mempertahankan kemerdekaan dan berjuang merdeka secara total.
Berikut beberapa bentuk riil dari proses penjajahan baru sebagaimana dijelaskan dalam pemahaman poskolonial.
Bidang Budaya
Menurut Antonio Gramsci, upaya hegemoni budaya dilakukan secara bertahap dan memakan waktu yang lama.
Sekarang ini upaya hegemoni budaya umumnya dilancarkan dalam bentuk propaganda budaya melalui media teknologi informasi yang kerap diakses masyarakat.
Propaganda budaya Barat ini dilakukan secara terus menerus yang lambat laun mengubah pandangan masyarakat terhadap keasingan budaya Barat, menjadi suatu hal yang normal diterapkan di Indonesia.
Normalisasi budaya Barat inilah yang kemudian berdampak bagi pergeseran nilai-nilai kultural suatu masyarakat yang memakai standar nilai budaya Barat.
Bidang Ekonomi
Secara tidak langsung dan disadari, pola perekonomian saat ini dikendalikan oleh Bangsa Barat melalui wacana globalisasi.
Bangsa barat membentuk suatu sistem ekonomi global yang menjebak para bangsa-bangsa dunia ketiga dalam arus ketergantungan dalam aspek ekonomi yang merujuk ke Barat.
Wacana ini menjadikan negara dunia ketiga harus memproduksi salah satunya sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan kapitalis Barat.
Hal ini tentunya juga berdampak pada aspek lainnya semisal aspek pendidikan yang diarahkan kepada kebutuhan industri kapitalis.
Bidang Politik
Penjajahan modern dalam bidang politik dapat diamati pada hubungan-hubungan politik internasional.
Negara-negara berkembang tidak dapat semena-mena merajut hubungan politik bilateral atau mltilateral dengan negara-negara lain secara bebas.
Hal ini dikarenakan adanya tekanan politik dari salah satu pihak yang berkuasa.
Apabila melanggar konsekuensi tersebut, maka siap-siap mendapat sanksi.
Sanksi-sanksi yang didapatkan juga beragam, semisal pengucilan politik dan pemutusan hubungan ekonomi.
Bidang Pendidikan
Ilustrasi paling mudah tentang wacana poskolonial dalam bidang pendidikan adalah ketidaksadaran bangsa Indonesia yang masih merajut sistem pendidikan kolonial.
Dalam hal ini, pendidikan di Indonesia masih menerapkan pendidikan dogmatis yang meletakkan guru sebagai pemegang kebenaran.
Akibatnya terhambat kemajuan berpikir kritis pada siswa.
Kembali ke pertanyaan di atas,mengapa bangsa Indonesia masih harus mempertahankan kemerdekaan, tujuannya tentu saja adalah untuk mencegah nilai-nilai dari luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dalam negeri bisa disaring dengan lebih baik.