Intisari-Online.com -Salah satu tujuan organisasi pergerakan nasional Indonesia adalah mencapai kemerdekaan Indonesia.
Tapi itu bukan satu-satunya, ternyata masih ada tujuan yang lain.
Artikel ini membahas tentang alasan kenapa organisasi-organisasi pergerakan Indonesia menjamur di awal abad ke-20.
Pergerakan nasional terjadi sejak 1908 sampai 1945.
Pada 1908 dapat dijadikan sebagai sebuah awal pergerakan nasional karena pada masa itu perjuangan yang dilakukan rakyat masuk ke dalam kategori visi nasional.
Pergerakan yang dilakukan untuk melawan penjajah sebelumnya masih bersifat kedaerahan.
Sampai akhirnya pada 1908 lahir organisasi modern dengan cita-cita nasional. Adapun organsisasi-organisasi pergerakan nasional, yaitu:
- Budi Utomo
- Sarekat Islam
- Indische Partij
- Perhimpunan Indonesia
- Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)
- Partai Nasional Indonesia
- Dll
Budi Utomo
Budi Utomo merupakan organisasi pertama yang dicetus di Indonesia oleh dr. Wahidin Soedirohosodo.
Wahidin berkeliling ke Pulau Jawa untuk melakukan sosialisasi terkait pentingnya pendidikan.
Selain itu, juga terdapat dana pendidikan untuk membantu para kaum terpelajar yang tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
Dana ini disebut Studie Fond atau Dana Pelajar. Pada 1907, Wahidin bertemu dengan Soetomo saat tengah berkampanye.
Kampanye yang dikumandangkan Wahidin ternyata sesuai dengan pemikiran Sutomo dan para pelajar STOVIA (Sekolah Kedokteran di Batavia) lain.
Keduanya kemudian membentuk organisasi Budi Utomo pada 20 Mei 1908.
Budi Utomo menjadi organisasi pertama yang didirikan oleh bangsa Indonesia dan beranggotakan mahasiswa STOVIA atau Sekolah Kedokteran Batavia.
Berdirinya Budi Utomo menjadi awal kebangkitan nasional atau pergerakan nasional, sehingga ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Sarekat Islam
Sarekat Islam didirikan oleh Haji Samanhudi di Solo pada 1905.
Awalnya organisasi ini bernama Sarekat Dagang Islam, kemudian diubah menjadi Sarekat Islam.
Pada 1912, HOS Cokroaminoto ditunjuk untuk menjadi ketua dari Sarekat Islam.
Tujuan dari SI sendiri adalah untuk melindungi pengusaha lokal agar dapat bersaing dengan pengusaha non lokal dalam perdagangan batik.
Seiring berjalannya waktu, Sarekat Islam menjadi besar karena semua orang boleh bergabung jika beragama Islam.
Namun, pada 1921, SI terpecah menjadi dua kubu, yaitu SI Putih dan SI Merah.
Setelah SI mengalami perkembangan pesat, organisasi ini mulai disusupi dengan paham sosialisme revolusioner.
Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada 1914.
ISDV berusaha menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di Indonesia, akhirnya penyebaran ini kurang berhasil.
Guna mengatasi hal ini, mereka menggunakan taktik infiltrasi atau dikenal sebagai blok di dalam.
Mereka menyusup ke tubuh SI dengan tujuan yang sama, yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme dengan cara yang beda.
Usaha mereka ini rupanya membuahkan hasil. Mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI, seperti Semaun, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo.
Pengaruh inilah yang kemudian menyebabkan SI pecah menjadi dua kubu.
SI Putih dipimpin HOS Cokroaminoto, berpusat di Yogyakarta, sedangkan SI Merah dipimpin Semaun, berpusat di Semarang.
Pada 1923, nama Sarekat Islam diubah menjadi Partai Sarekat Islam.
Perubahan ini didasari dengan adanya disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap.
Pada 1929, nama PSI berubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII) karena tujuan perjuangan adalah mencapai kemerdekaan nasional.
Indische Partij
Indische Partij merupakan partai politik pertama di Hindia Belanda yang berdiri pada 25 Desember 1912.
Para pendiri Indische Partij ini disebut sebagai Tiga Serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), RM Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dan Tjipto Mangunkusumo.
Dibentuknya Indische Partij ini bertujuan untuk mengembangkan rasa nasionalisme, menciptakan persatuan antara orang Indonesia dan Bumiputera.
Organisasi ini memberi kritik kepada pemerintah kolonial Belanda melalui tulisan-tulisan yang dibuat oleh para tokoh tiga serangkai.
Suwardi menulis "Als ik een Nederlander was (Seandainya aku seorang Belanda), Cipto menulis Kracht of Vrees?" yang berisi sarkasme.
Kedua tulisan ini kemudian didukung oleh Douwes Dekker.
Douwes mengkritik dalam tulisan bertajuk "Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en Soewardi Soerjaningrat" (Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat).
Akibatnya, ketiga tokoh ini ditangkap dan diasingkan ke Belanda.
Semenjak kepergian mereka, kegiatan Indische Partij mengalami penurunan.
Akhirnya, nama Indische Partij pun berubah menjadi Partai Insulinde.
Perhimpunan Indonesia
Perhimpunan Indonesia didirikan Belanda pada 1908.
Awalnya organisasi ini bernama Indische Vereeniging oleh Soetan Kasajangan Soripada dan RM Noto Suroto.
Semenjak tahun 1923, PI sudah aktif berjuang untuk memelopori dari jauh perjuangan kemerdekaan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Kemudian pada 1925 namanya berganti menjadi Perhimpunan Indonesia.
Istilah Indonesia sendiri dipakai untuk menunjukkan identitas diri bangsa dan negara serta menggantikan kata Hindia Belanda.
Tokoh yang tergabung dalam PI adalah Mohammad Hatta, Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat.
Perhimpunan Indonesia berjuang dengan kekuatan sendiri tanpa meminta kepada pemerintah kolonial Belanda.
Organisasi ini melahirkan majalah dengan nama Hindia Poetra yang berganti menjadi Indonesia Merdeka.
Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)
ISDV berdiri pada 9 Mei 1914 oleh Henk Sneevliet, anggota Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda.
Organisasi ini menganut paham marxisme.
Benih-benih marxisme datang dari luar negeri dan mulai ditanamkan di Indonesia pada masa sebelum Perang Dunia I.
Paham ini kemudian dibawa oleh Henk ke Indonesia.
Tujuan ISDV sendiri adalah:
- Membawa sosialisme di masyarakat Bumiputra dan tidak hanya kepada anggota yang berasal dari Eropa.
- Menyebarkan paham sosial-demokrat ke masyarakat Hindia.
- Menjadi pelopor di dalam menghadapi ideologi kapitalisme dan liberalisme yang sudah ada sejak revolusi indutri berlangsung di Hindia Belanda.
ISDV ini merupakan cikal bakal terbentuknya Partai Komunis Indonesia, pada Desember 1920, diketuai oleh Semaun.
Pada 13 November 1926, PKI melakukan pemberontakan di Jawa dan Sumatera, namun dikalahkan oleh kolonial Belanda.
Partai Nasional Indonesia
Partai Nasional Indonesia (PNI) merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh Soekarno pada 4 Juli 1927.
PNI sendiri bergerak dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial.
Setelah Kongres 1928 di Surabaya, anggota PNI ini semakin meningkat sehingga mengkhawatiran pemerintah kolonial.
Akhirnya, pada 29 Desember 1929, empat tokoh PNI, yaitu Soekarno, Gatot Mangkoeprodjo, Maskoen, dan Soepriadinata ditangkap dan dihukum oleh pengadilan Bandung.
Penangkapan para pemimpin PNI ini memberikan pukulan keras terhadap PNI sendiri.
Pada Kongres Luar Biasa ke-2 di Jakarta, 25 April 1931, diambil keputusan untuk membubarkan PNI karena keadaan.
Secara umum, inilah tujuan lahirnya organisasi pergerakan nasional Indonesia.
1. Mencapai kemerdekaan bangsa Indonesia
2. Menentukan nasib bangsa Indonesia dan demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.
3. Mengakhiri penderitaan masyarakat
4. Mendapatkan keadaan yang lebih baik, dan
5. Membuat perubahan
Baca Juga: 4 Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia dan Tokoh Pelopornya
6. Memberikan pendidikan yang layak
7. Menumbuhkan kesadaran politik
8. Mengusahakan hadirnya lembaga pendidikan dan sosial
9. Menghapuskan monopoli dagang pihak luar
10. Terbebas dari penjajahan dan pihak asing yang merugikan.
Begitulah, salahsalah satu tujuan organisasi pergerakan nasional Indonesia adalah mencapai kemerdekaan Indonesia, semoga bermanfaat.