Intisari-Online.com -Dalam keheningan malam Ramadan, sebuah kisah menggema dari masa lalu.
Ia membawa pelajaran tentang keteguhan iman dan pengorbanan.
Kisah sahabat Nabi di bulan Ramadhan ini bukan sekadar narasi; ia adalah warisan spiritual.
Qais bin Shirmah, sahabat Nabi, menunjukkan dedikasi tanpa batas.
Ketika ia pingsan karena puasa, langit pun berbicara.
Ayat suci diturunkan, memberikan keringanan dan petunjuk.
Kisah ini menjadi cahaya bagi umat Islam, mengajarkan keseimbangan antara ketaatan dan kasih sayang.
Qais bin Shirmah Pingsan saat Puasa
Sebuah kisah menarik dari masa Nabi Muhammad SAW mengisahkan tentang Qais bin Shirmah, seorang sahabat yang berdedikasi.
Selama bulan suci Ramadan, Qais mengalami pingsan karena kelelahan akibat berpuasa.
Baca Juga: Pengaruh Islam Terhadap Nusantara dalam Bidang Sosial Budaya dan Kesenian
Peristiwa ini terkait erat dengan wahyu Al-Qur'an yang menetapkan hukum puasa.
Bagaimana kisah Qais bin Shirmah yang pingsan selama berpuasa di bulan Ramadan?
Berikut adalah ulasan singkatnya, seperti dilansir dari kompas.tv:
Pada suatu hari di bulan Ramadan, Qais, seorang petani dan gembala, kembali ke rumahnya hanya untuk menemukan bahwa belum ada persiapan makanan untuk berbuka.
Menunggu istrinya menyiapkan makanan, ia tertidur karena kelelahan dan tidak terbangun sampai fajar menyingsing.
Istrinya, yang tidak sampai hati membangunkannya, memintanya untuk tidak berpuasa hari itu mengingat kondisinya.
Namun, Qais bertekad untuk mematuhi perintah Allah SWT dan Rasulullah mengenai puasa, meskipun ajaran tentang puasa baru saja diberikan.
Qais melanjutkan aktivitasnya di ladang seperti biasa, namun kelelahan di siang hari membuatnya duduk sejenak.
Dengan perut yang lapar, ia merasa pandangannya menjadi gelap dan akhirnya pingsan.
Orang-orang di sekitarnya terkejut dan segera membantunya, membawanya pulang.
Kejadian yang menimpa Qais ini kemudian dilaporkan kepada Rasulullah, yang memahami keinginan Qais untuk menjalankan ibadah puasanya dengan sebaik mungkin.
Baca Juga: 8 Peristiwa Penting di Bulan Ramadhan, Termasuk Perang Badar
Tidak lama setelah itu, ayat Al-Qur'an turun, yang tertulis dalam Q.S al-Baqarah [02]: 187, yang mengizinkan umat Islam untuk makan, minum, dan berhubungan dengan pasangan mereka di malam hari selama bulan puasa.
"Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu."
Ayat ini juga menjelaskan bahwa makan dan minum diperbolehkan hingga fajar, yang ditandai dengan terlihatnya benang putih dari benang hitam.
“dan Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, Yaitu fajar.”
Kisah Qais bin Shirmah ini diriwayatkan dalam Sahih Bukhari dan menjadi pedoman bagi umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Kisah kisah sahabat Nabi di bulan Ramadhan bukan hanya mengajarkan tentang puasa, tetapi juga tentang belas kasih dan pemahaman.
Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari peristiwa bersejarah ini.
Wallahu a'lam.
Baca Juga: Kenapa Islam Ada NU dan Muhammadiyah? Ini Penjelasan Lengkapnya