Salah satu ciri khas dari Ejaan Pembaharuan adalah disederhanakannya huruf-huruf yang berupa gabungan konsonan dengan huruf tunggal.
Contoh Ejaan Pembaharuan adalah santay menjadi santai, harimaw menjadi harimau, dan amboy menjadi amboi.
4. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo adalah ejaan hasil kerja sama antara Indonesia dengan Malaysia pada 1959 Harapannya, Ejaan Melindo dapat mulai digunakan sejak Januari 1962 di Indonesia.
Namun, karena hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia sedang tidak baik, maka penggunaan Ejaan Melindo pun gagal diberlakukan.
Contoh Ejaan Melindo adalah sedjajar menjadi sejajar, mentjutji menjadi mencuci, dan menana menjadi menganga
5. Ejaan-ejaan Baru
Ejaan Baru adalah lanjutan dari perintisan Ejaan Melindo.
Oleh sebab itu, para perancangnya juga dapat dikatakan masih sama, yakni Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) sekarang Pusat Bahasa, serta panitia ejaan dari Malaysia.
Panitia ini kemudian berhasil merumuskan ejaan baru yang disebut Ejaan Baru.
Panitia ini bekerja atas dasar surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 062/67, tanggal 19 September 1967.
Contoh Ejaan Baru adalah sjarat, djalan, perdjaka, tjakap, tjipta, dan sunji.
Pada 16 Agustus 1972, Presiden RI meresmikan penggunaan ejaan baru, yaitu Ejaan yang Disempurnakan.
Ejaan yang Disempurnakan adalah tata bahasa dalam bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari penggunaan huruf kapital dan huruf miring.
Disebut Ejaan yang Disempurnakan karena ejaan tersebut merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan sebelumnya.
Contoh Ejaan yang Disempurnakan adalah djarum menjadi jarum, tjut menjadi cut, njata menjadi nyata, dan sjarat menjadi syarat.
Selain itu, kata ulang juga ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya, seperti anak2 menjadi anak-anak dan bermain2 menjadi bermain-main.
7. Ejaan Bahasa Indonesia
Saat ini, ejaan yang digunakan adalah Ejaan Bahasa Indonesia atau disingkat EBI.
EBI mulai diberlakukan setelah keluarnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2015.
Adapun karakteristik dari Ejaan Bahasa Indonesia adalah: Penambahan huruf vokal diftong ei, seperti geiser dan survei Penggunaan huruf tebal untuk judul buku dan bab
Begitulah, dalam sejarah perkembangan bahasa di Indonesia pernah mengalami beberapa kali pergantian ejaan bahasa, seperti disebut di atas.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR