Ejaan ini disebut Ejaan Republik karena terbentuk berdekatan dengan Hari Proklamasi.
Sementara itu, ejaan ini disebut juga sebagai Ejaan Soewandi karena Soewandi pada masa itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Ejaan Soewandi diresmikan pada 19 Maret 1947.
Adapun ciri-ciri ejaan Soewandi atau ejaan Republik adalah:
- Huruf oe menjadi u, seperti goeroe menjadi guru
- Bunyi yang dinyatakan dengan (‘) ditulis dengan k, seperti ta’ menjadi tak, pa’ menjadi pak, dan ma’lum menjadi maklum
- Kata ulang boleh ditulis dengan angka, seperti ubur-ubur menjadi ubur2, bermain-main menjadi bermain.
- Awal ‘di-’ dan kata depan ‘di’ keduanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, seperti dirumah dan disawah
3. Ejaan Pembaharuan atau Ejaan Prijono-Katoppo
Pada 1957, Profesor Prijono dan Elvianus Katoppo bersama panitia lainnya merancang sistem ejaan bahasa Indonesia baru yang disebut Ejaan Pembaharuan.
Terbentuknya Ejaan Pembaharuan merupakan hasil keputusan dari Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, Sumatera Utara.
Akan tetapi, hasil kerja itu tidak pernah diumumkan secara resmi sehingga Ejaan Pembaharuan belum pernah diberlakukan.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR