Penjelasan Konsep Berpikir Diakronis dan Sinkronis dalam Mempelajari Sejarah

Ade S

Editor

Ilustrasi. Temukan panduan mendalam untuk menjelaskan konsep berpikir diakronis dan sinkronis dalam mempelajari sejarah.
Ilustrasi. Temukan panduan mendalam untuk menjelaskan konsep berpikir diakronis dan sinkronis dalam mempelajari sejarah.

Intisari-Online.com -Apakah Anda pernah bertanya-tanya bagaimana sejarawan memahami peristiwa masa lalu dengan begitu detail?

Mereka menggunakan dua lensa analisis: diakronis dan sinkronis.

Untuk menjelaskan konsep berpikir diakronis dan sinkronis dalam mempelajari sejarah, kita harus menyelami kedalaman waktu dan ruang.

Diakronis membawa kita pada perjalanan melintasi era, menghubungkan titik-titik sejarah dalam garis waktu yang panjang.

Sinkronis, di sisi lain, memfokuskan kita pada momen tertentu, menangkap esensi peristiwa dalam snapshot waktu yang singkat.

Kedua pendekatan ini saling melengkapi, memberikan perspektif yang kaya dan berlapis terhadap narasi sejarah.

Dengan memahami cara kerja kedua konsep ini, kita dapat membuka pintu menuju pemahaman yang lebih luas tentang bagaimana masa lalu membentuk masa kini.

Arti Diakronik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), seperti dilansir dari Kompas.com,'diakronis' merujuk pada pendekatan linguistik yang mempertimbangkan evolusi bahasa sepanjang waktu, dengan sifat historis.

Istilah 'diakronik' sendiri berasal dari kata Latin 'Dia', yang berarti 'melalui' atau 'melampaui', dan 'Chronicus', yang berarti 'waktu'.

Wahyu Iryana dalam buku "Historiografi Barat" (2014) mendefinisikan diakronik sebagai sesuatu yang memanjang dalam waktu namun menyempit dalam ruang.

Baca Juga: Penjelasan Mengapa Ilmu Sejarah Bersifat Diakronis dan Sinkronis

Berpikir diakronik berarti mengadopsi pendekatan kronologis, yaitu menyusun catatan peristiwa berdasarkan urutan waktu terjadinya.

Pendekatan ini sangat berguna dalam rekonstruksi peristiwa historis, memungkinkan perbandingan antara kejadian yang terjadi bersamaan di lokasi yang berbeda.

Sejarah, sebagai ilmu yang diakronik, menekankan pada proses; sejarawan menggunakan pendekatan ini untuk menganalisis evolusi atau perubahan dari waktu ke waktu, memungkinkan mereka untuk mendalilkan asal-usul dan perkembangan kondisi tertentu.

Sebagai contoh, mempelajari Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 melibatkan penelusuran perjuangan bangsa Indonesia selama era kolonial di abad ke-17, menekankan pentingnya proses dalam terjadinya peristiwa.

Ciri-ciri Berpikir Diakronik

Konsep berpikir diakronik memiliki karakteristik tertentu, seperti:

- Bersifat vertikal- Menekankan durasi proses- Mempunyai cakupan pembahasan yang luas- Mengurai satu peristiwa secara mendalam- Membandingkan periode waktu yang berbeda- Mengandung konsep perbandingan

Arti Sinkronik

Sinkronik berkaitan dengan peristiwa yang terjadi dalam periode waktu yang terbatas.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani 'Syn', yang berarti 'dengan', dan 'Khronos', yang berarti 'waktu'.

Pendekatan sinkronik, yang sering digunakan dalam ilmu sosial, menekankan pada struktur dan analisis kondisi pada titik waktu tertentu tanpa membuat kesimpulan tentang perkembangan yang membawa ke kondisi saat ini.

Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Ilmu Sejarah Bersifat Diakronis dan Sinkronis

Mengambil contoh pendekatan sinkronik terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, analisis dilakukan dari berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, politik, dan hubungan internasional.

Ciri-ciri Berpikir Sinkronik

Berikut adalah beberapa ciri khas dari konsep berpikir sinkronik dalam sejarah:

- Bersifat horizontal- Tidak berfokus pada perbandingan- Kronologis- Menganalisis peristiwa pada periode waktu tertentu- Jangkauan yang lebih terfokus- Terstruktur dan sistematis- Mendalam dan serius dalam pembahasan

Peristiwa historis tidak dapat dipisahkan dari konsep ruang dan waktu, yang merupakan tempat dan saat terjadinya peristiwa.

Dengan memahami konsep berpikir diakronik dan sinkronik, kita dapat menguraikan ruang dan waktu suatu peristiwa sejarah, membantu proses interpretasi yang akurat dalam rekonstruksi bukti sejarah.

Dengan menjelaskan konsep berpikir diakronis dan sinkronis dalam mempelajari sejarah, kita dapat mengapresiasi kompleksitas dan kekayaan narasi sejarah.

Ini bukan hanya tentang mempelajari fakta, tetapi tentang memahami bagaimana kisah-kisah tersebut terjalin dan mempengaruhi dunia kita hari ini.

Baca Juga: Inilah Penjelasan Dan Arti Sejarah Bersifat Sinkronis Dan Sinkronis

Artikel Terkait