Inilah 7 Tradisi Masyarakat Jawa Bulan Ramadhan, Salah Satunya Nyadran

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Tradisi masyarakat Jawa pada bulan Ramadhan.
Ilustrasi - Tradisi masyarakat Jawa pada bulan Ramadhan.

Intisari-online.com - Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Jawa.

Masyarakat Jawa memiliki berbagai tradisi unik untuk menyambut bulan suci ini.

Berikut adalah 7 tradisi masyarakat Jawa yang masih lestari hingga saat ini:

1. Padusan

Tradisi padusan merupakan tradisi mandi bersama di sumber mata air, seperti sumur, sungai, atau pantai.

Tradisi ini dilakukan sebagai simbol penyucian diri lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadhan.

2. Megengan

Megengan berasal dari kata "megeng" yang berarti "menahan".

Tradisi ini dilakukan pada tanggal 23 Ruwah atau satu minggu sebelum bulan Ramadhan.

Masyarakat Jawa biasanya mengadakan selamatan dengan membuat apem dan bubur sebagai simbol menahan hawa nafsu selama bulan Ramadhan.

3. Nyadran

Baca Juga: Jelaskan bahwa nilai-nilai kearifan budaya lokal menjunjung tinggi Pancasila!

Nyadran adalah tradisi membersihkan makam leluhur yang dilakukan menjelang bulan Ramadhan.

Tradisi ini bertujuan untuk mendoakan leluhur dan memohon ampunan dosa.

4. Dugderan

Dugderan adalah tradisi khas Semarang yang dimeriahkan dengan pawai budaya dan penabuhan bedug.

Tradisi ini berasal dari perpaduan budaya Jawa, Tionghoa, dan Arab.

5. Grebeg Syawal

Grebeg Syawal adalah tradisi perayaan Hari Raya Idul Fitri yang dimeriahkan dengan pawai ancak dan gunungan.

Tradisi ini merupakan simbol rasa syukur atas limpahan rahmat Allah SWT.

6. Malam Selikuran

Malam Selikuran adalah malam ke-27 bulan Ramadhan yang diyakini sebagai malam turunnya Lailatul Qadar. Masyarakat Jawa biasanya melakukan ibadah shalat malam dan membaca Al-Quran pada malam ini.

7. Bersih-bersih Masjid

Baca Juga: Dalam Menyebarkan Ajaran Islam, Mengapa Para Wali Songo Tidak Mengusik Tradisi Asli Masyarakat Nusantara?

Tradisi bersih-bersih masjid dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan agar masjid menjadi tempat ibadah yang nyaman dan bersih.

Tradisi-tradisi ini merupakan bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Jawa yang masih lestari hingga saat ini.

Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang untuk menyambut bulan Ramadhan, tetapi juga untuk mempererat tali persaudaraan dan silaturahmi antar masyarakat.

Artikel Terkait