Intisari-online.com - Kearifan budaya lokal Nusantara merupakan warisan leluhur yang kaya akan nilai-nilai luhur.
Nilai-nilai ini menjadi pedoman hidup masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
Lalu, seperti apa penghayatan nilai-nilai kearifan budaya lokal Nusantara yang relevan dan tidak bertentangan dengan Pancasila.
Banyak dari nilai-nilai tersebut yang relevan dan tidak bertentangan dengan Pancasila, dasar negara Indonesia.
a. Nilai-Nilai Kearifan Budaya Lokal Nusantara yang Relevan dan Tidak Bertentangan dengan Pancasila
Berikut beberapa contoh nilai-nilai kearifan budaya lokal yang relevan dan tidak bertentangan dengan Pancasila:
Gotong royong: Nilai ini sejalan dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mewajibkan manusia untuk saling membantu.
Gotong royong mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa.
Musyawarah mufakat: Nilai ini sejalan dengan sila keempat Pancasila, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
Musyawarah mufakat merupakan cara untuk mencapai mufakat dalam menyelesaikan masalah dengan mengedepankan musyawarah.
Toleransi: Nilai ini sejalan dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mewajibkan manusia untuk saling menghormati perbedaan.
Baca Juga: Indonesia Kaya Kearifan Lokal Bernilai Budi Luhur, Apa Artinya?
Toleransi merupakan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan agama, suku, ras, dan budaya.
Kebersamaan: Nilai ini sejalan dengan sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia. Kebersamaan mencerminkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan.
b. Kearifan Budaya Lokal dan Ajaran Penghayat Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Kearifan budaya lokal tidak bertentangan dengan ajaran Penghayat Terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Justru, banyak nilai-nilai kearifan budaya lokal yang sejalan dengan ajaran Penghayat, seperti:
Menghormati alam: Kearifan budaya lokal banyak yang mengandung nilai-nilai untuk menjaga dan menghormati alam.
Hal ini sejalan dengan ajaran Penghayat yang memandang alam sebagai ciptaan Tuhan yang perlu dijaga kelestariannya.
Menghargai leluhur: Kearifan budaya lokal banyak yang memuat nilai-nilai untuk menghormati leluhur.
Hal ini sejalan dengan ajaran Penghayat yang mengajarkan untuk menghormati orang tua dan leluhur.
Menjalin hubungan baik dengan sesama: Kearifan budaya lokal banyak yang mengandung nilai-nilai untuk menjalin hubungan baik dengan sesama.
Hal ini sejalan dengan ajaran Penghayat yang mengajarkan untuk saling mengasihi dan menyayangi sesama manusia.
Baca Juga: Mengapa Aksi Pemberdayaan Perlu Memperhatikan Kearifan Lokal Masyarakat?
c. Perbedaan Kearifan Budaya Lokal dan Pancasila
Meskipun banyak nilai-nilai kearifan budaya lokal yang relevan dan tidak bertentangan dengan Pancasila, namun ada juga beberapa yang berbeda. Berikut beberapa contoh perbedaannya:
Nilai-nilai yang bersifat kedaerahan: Beberapa nilai kearifan budaya lokal bersifat kedaerahan dan tidak berlaku secara nasional.
Hal ini berbeda dengan Pancasila yang merupakan ideologi nasional yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
Nilai-nilai yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman: Beberapa nilai kearifan budaya lokal mungkin tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Hal ini berbeda dengan Pancasila yang merupakan ideologi yang dinamis dan dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Kesimpulan
Penghayatan pada nilai-nilai kearifan budaya lokal Nusantara perlu dilakukan dengan kritis dan selektif.
Nilai-nilai yang relevan dan tidak bertentangan dengan Pancasila perlu dilestarikan dan diamalkan.
Sedangkan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila perlu dikaji ulang dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Baca Juga: Bagaimana Upaya-upaya Yang Dilakukan Dalam Proses Revitalisasi Budaya?