Intisari-Online.com -Jika Anda berkunjung ke Sulawesi Selatan, Anda mungkin akan menemukan pemandangan rumah panggung yang berpindah-pindah tempat.
Ini adalah tradisi memindahkan rumah panggung bugis yang disebut Mappalette Bola.
Artikel ini akan menjelaskan nilai yang ada dalam tradisi memindahkan rumah panggung bugis, yang mencerminkan kekayaan budaya dan sosial masyarakat setempat.
Anda akan terpesona oleh cara mereka memindahkan rumah dengan cara yang luar biasa, serta makna dan tujuan di balik tradisi ini.
Tradisi Memindahkan Rumah Panggung Suku Bugis
Rumah panggung adalah salah satu ciri khas arsitektur suku Bugis, yang merupakan salah satu suku terbesar di Indonesia.
Rumah panggung biasanya terbuat dari kayu dan dibangun dengan menggunakan tiang dan balok yang disambung tanpa paku.
Rumah panggung memiliki bentuk persegi empat dan panjangnya menjorok ke belakang.
Tiang-tiang rumah ada yang ditanam di tanah dan ada yang diletakkan di atas batu dengan keseimbangan.
Melansir kompas.com, tradisi memindahkan rumah panggung bugis, atau Mappalette Bola, biasanya dilakukan jika pemilik rumah ingin pindah dan menjual rumahnya, namun tanahnya tetap miliknya.
Sebelum memindahkan rumah, semua perabotan dan barang-barang harus dikeluarkan dari rumah agar tidak rusak.
Baca Juga: Contoh Keragaman Suku yang Ada di Indonesia, dari Minang hingga Bugis
Lalu, tiang-tiang di bawah rumah panggung dipasangi bambu yang berfungsi untuk mengangkat rumah.
Ada dua cara untuk memindahkan rumah panggung bugis, yaitu dengan didorong dan diangkat.
Jika pindahnya dekat, maka rumah cukup didorong setelah bagian bawahnya dipasangi roda atau ban.
Tetapi jika pindahnya jauh, maka rumah harus diangkat secara bersama-sama oleh warga kampung.
Proses ini melibatkan puluhan atau bahkan ratusan orang, yang bekerja secara gotong royong dan kompak.
Sebelum prosesi dimulai, tradisi diawali dengan doa agar proses pemindahan rumah berjalan lancar sesuai harapan.
Hanya laki-laki yang boleh melakukan prosesi, sedangkan perempuan bertanggung jawab untuk menyiapkan makanan.
Prosesi dipimpin oleh seorang ketua adat yang memberikan aba-aba dan arahan kepada warga.
Ketua adat juga akan berseru semacam mantra agar warga kuat mengangkat rumah sampai ke lokasi baru.
Nilai yang Ada Dalam Tradisi Memindahkan Rumah Panggung Bugis
Tradisi memindahkan rumah panggung bugis memiliki banyak nilai yang dapat kita pelajari dan apresiasi.
Baca Juga: Mappalette Bola, Tradisi Pindah Rumah Masyarakat Suku Bugis Di Sulawesi Selatan
Berikut ini adalah beberapa nilai yang ada dalam tradisi ini:
- Nilai kebersamaan
Tradisi ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan sosial dan solidaritas antara warga kampung.
Mereka saling membantu dan bekerja sama untuk memindahkan rumah dengan cara yang luar biasa.
Ditambah lagi, mereka tidak meminta imbalan apa pun, kecuali makanan dan minuman yang disediakan oleh pemilik rumah.
- Nilai kearifan lokal
Tradisi ini menunjukkan betapa cerdasnya masyarakat bugis dalam memanfaatkan sumber daya alam dan teknologi yang ada.
Mereka mampu memindahkan rumah dengan menggunakan bambu, roda, dan ban, tanpa merusak struktur rumah.
Selain itu, mereka juga memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memindahkan rumah dengan cara yang aman dan efisien.
- Nilai pelestarian budaya
Tradisi ini menunjukkan betapa bangganya masyarakat bugis dengan budaya dan identitas mereka.
Mereka tetap melestarikan tradisi memindahkan rumah panggung, meskipun sudah ada cara yang lebih mudah dan praktis.
Di sisi lain, mereka juga tetap menjaga bentuk dan keutuhan rumah panggung, sebagai salah satu simbol budaya dan sejarah mereka.
Demikian penjelasan tentangnilai yang ada dalam tradisi memindahkan rumah panggung bugis.
Semoga tradisi inimenginspirasi kita untuk menghargai dan menjaga warisan budaya yang kita miliki.