Intisari-online.com - Supeno, seorang pemuda revolusioner yang gagah berani, menemui akhir tragisnya pada tanggal 24 Februari 1949.
Saat itu, ia menjabat sebagai Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta I.
Kematiannya yang heroik menjadi pengingat akan perjuangan gigih para pahlawan Indonesia dalam merebut kemerdekaan.
Masa Muda dan Kiprah Politik Supeno
Lahir di Pekalongan pada 12 Juni 1916, Supeno dibesarkan dalam keluarga yang aktif dalam pergerakan nasional.
Sejak muda, ia sudah menunjukkan jiwa patriotismenya dengan bergabung dengan organisasi pemuda seperti Jong Java dan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo).
Pada masa pendudukan Jepang, Supeno aktif dalam organisasi pemuda bentukan Jepang, Sendenbu.
Ia kemudian menjadi anggota Chuo Sangi In (Dewan Penasihat Pusat) dan terlibat dalam persiapan kemerdekaan Indonesia.
Setelah kemerdekaan, Supeno diangkat menjadi Menteri Pembangunan dan Pemuda dalam Kabinet Hatta I.
Di usianya yang terbilang muda, ia menunjukkan dedikasi dan kegigihannya dalam membangun kembali Indonesia yang hancur akibat perang.
Supeno juga aktif dalam menggalang dukungan pemuda untuk perjuangan kemerdekaan.
Ia mempelopori pembentukan Badan Permusyawaratan Pemuda Indonesia (BPPI) dan Kongres Pemuda Indonesia Kedua.
Tragedi 24 Februari 1949
Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II.
Supeno yang saat itu berada di Yogyakarta, memilih untuk bergerilya bersama para pejuang lainnya.
Pada tanggal 24 Februari 1949, Supeno dan rombongannya terkepung oleh pasukan Belanda di Desa Ganter, Nganjuk.
Supeno yang tidak mau menyerah, ditembak mati oleh tentara Belanda.
Supeno gugur di usia 32 tahun, meninggalkan seorang istri dan seorang putri.
Kematiannya menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia.
Semangat perjuangan dan pengorbanan Supeno akan selalu dikenang.
Ia adalah teladan bagi pemuda Indonesia untuk terus berkarya dan membangun bangsa.
Kisah Supeno adalah contoh nyata dari dedikasi dan pengorbanan para pahlawan Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Kematiannya yang tragis menjadi pengingat bagi generasi muda untuk terus menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan karya dan prestasi.