Alasan Pemerintah Pendudukan Jepang Akhirnya Hanya Boleh Memperdengarkan Lagu Kimigayo Sedangkan Lagu Indonesia Indonesia Raya Mulai Dilarang

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Mengapa  pemerintah pendudukan Jepang hanya boleh memperdengarkan lagu Kimigayo sedangkan lagu Indonesia Raya mulai dilarang.
Ilustrasi - Mengapa pemerintah pendudukan Jepang hanya boleh memperdengarkan lagu Kimigayo sedangkan lagu Indonesia Raya mulai dilarang.

Intisari-online.com - Pada tahun 1942, Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia dan mengambil alih pemerintahan di Nusantara.

Jepang mengklaim bahwa mereka datang sebagai saudara tua yang ingin membantu Indonesia merdeka dari penjajahan Barat.

Namun, saat itupemerintah pendudukan Jepang hanya boleh memperdengarkan lagu Kimigayo sedangkan lagu Indonesia Raya mulai dilarang.

Kenyataannya Jepang juga menjajah Indonesia dengan kejam dan mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia untuk kepentingan perang mereka melawan Sekutu.

Salah satu cara Jepang untuk mengontrol dan mengindoktrinasi rakyat Indonesia adalah dengan memaksakan budaya dan ideologi mereka, termasuk lagu kebangsaan mereka yang bernama Kimigayo.

Kimigayo adalah lagu yang berisi doa untuk keberlangsungan dan kemakmuran kaisar Jepang, yang dianggap sebagai dewa oleh rakyat Jepang.

Lagu ini sudah ada sejak abad ke-9 dan ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Jepang pada tahun 1999.

Di awal pendudukan, Jepang masih mengizinkan lagu Indonesia Raya, yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman pada tahun 1928, untuk diputar di berbagai kesempatan.

Lagu ini merupakan simbol dari semangat nasionalisme dan persatuan bangsa Indonesia yang ingin merdeka dari penjajahan.

Jepang berpura-pura mendukung cita-cita kemerdekaan Indonesia sebagai bagian dari propaganda mereka untuk mendapatkan simpati dan kerjasama dari rakyat Indonesia.

Namun, seiring berjalannya waktu, Jepang menyadari bahwa lagu Indonesia Raya justru membangkitkan rasa cinta tanah air dan keinginan untuk melawan penjajah di hati rakyat Indonesia.

Baca Juga: Kilas Pertempuran 5 Februari 1942, Hari Terakhir Pertahanan Belanda di Samarinda II

Jepang tentu tidak ingin Indonesia merdeka atau menang, setidaknya sebelum Jepang berhasil mengalahkan Amerika Serikat dan Sekutu dalam Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik.

Karena itu, Jepang mulai melarang lagu Indonesia Raya dan hanya memperbolehkan lagu Kimigayo untuk diputar di seluruh Nusantara.

Larangan ini bertujuan untuk menghapus pengaruh Belanda dan Barat dari Indonesia, serta untuk menanamkan rasa hormat dan takut kepada kaisar Jepang dan pemerintah pendudukan Jepang.

Rakyat Indonesia diwajibkan untuk berdiri dan membungkuk saat lagu Kimigayo diputar, sebagai tanda penghormatan kepada kaisar Jepang.

Jika tidak, mereka akan mendapat hukuman fisik atau bahkan hukuman mati.

Lagu Kimigayo sendiri tidak hanya ditentang oleh rakyat Indonesia, tetapi juga oleh sebagian rakyat Jepang sendiri.

Banyak yang menganggap lagu ini sebagai simbol dari fasisme, imperialisme, dan militerisme Jepang yang menyebabkan banyak penderitaan dan kematian bagi rakyat Jepang dan negara-negara yang mereka jajah.

Beberapa contoh kontroversi yang berkaitan dengan lagu Kimigayo adalah:

- Pada tahun 1999, beberapa guru di Hiroshima berselisih dengan Dinas Pendidikan Kota karena menolak untuk menyanyikan lagu Kimigayo di sekolah.

- Pada tahun 2006, seorang guru pensiunan di Tokyo, bernama Katsuhisa Fujita, diancam dengan hukuman penjara dan denda karena meminta para hadirin untuk tidak berdiri saat lagu Kimigayo diputar.

- Pada tahun 2010, 2011, dan 2012, ada puluhan guru yang enggan menyanyikan lagu Kimigayo di sekolah dan mendapat sanksi dari pihak berwenang.

Baca Juga: Sosok Soebianto Djojohadikoesoemo, Paman Prabowo yang Gugur Melawan Jepang dalam Pertempuran Lengkong

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa alasan pemerintah pendudukan Jepang akhirnya hanya boleh memperdengarkan lagu Kimigayo, sedangkan lagu Indonesia Raya mulai dilarang, adalah karena Jepang ingin semakin memperkuat pengaruh dan kekuasaan mereka di Indonesia, serta menghilangkan semangat perlawanan rakyat Indonesia.

Lagu Kimigayo sendiri merupakan lagu yang penuh kontroversi dan ditolak oleh banyak orang, baik di Indonesia maupun di Jepang, karena dianggap sebagai lambang dari kekejaman dan kesewenang-wenangan Jepang.

Demikain alasanpemerintah pendudukan Jepang hanya boleh memperdengarkan lagu Kimigayo sedangkan lagu Indonesia Raya mulai dilarang.

Artikel Terkait