Kisah Kebo Iwa Panglima Perang Kerajaan Bali Aga yang Merepotkan Perlawanan Gajah Mada

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Patung Kebo Iwa di Bedha Tabanan, Bali.
Ilustrasi - Patung Kebo Iwa di Bedha Tabanan, Bali.

Intisari-online.com - Kebo Iwa adalah nama seorang panglima perang Kerajaan Bali Aga, sebuah kerajaan yang berdiri di Bali sebelum kedatangan Majapahit.

Kebo Iwa memiliki tubuh yang tinggi besar dan kekuatan yang luar biasa.

Ia juga menguasai seni berperang dan ilmu gaib. Kebo Iwa sangat disegani dan ditakuti oleh banyak orang, termasuk oleh Gajah Mada, mahapatih Kerajaan Majapahit yang ingin menaklukkan Bali.

Pada abad ke-14, Majapahit sedang berusaha untuk mempersatukan Nusantara di bawah kekuasaannya.

Gajah Mada adalah tokoh utama di balik usaha ini.

Ia bersumpah untuk tidak menikmati rempah-rempah sebelum berhasil menundukkan seluruh wilayah Nusantara, termasuk Bali.

Namun, Bali bukanlah wilayah yang mudah ditaklukkan.

Bali memiliki Kerajaan Bali Aga yang dipimpin oleh Raja Sri Astasura Ratna Bhumi Banten atau Sri Tapahulung.

Kerajaan ini memiliki pasukan yang tangguh dan setia, yang dipimpin oleh Kebo Iwa.

Kebo Iwa adalah anak dari Rakyan Buncing, seorang bangsawan Bali Aga.

Ia lahir dengan tubuh yang besar dan kuat. Ia juga memiliki kecerdasan dan kesaktian yang tinggi.

Baca Juga: Bercorak Merah Putih Inilah Makna Bendera Kerajaan Majapahit

Kebo Iwa juga mampu menenggelamkan kapal-kapal Majapahit yang mencoba mendekati Bali dengan kekuatan tangannya.

Kemudian ia juga mampu mengalahkan ribuan pasukan Majapahit dengan senjata-senjata yang ia buat sendiri.

Bahkan mampu melawan Gajah Mada secara langsung dalam pertempuran tanding.

Gajah Mada sadar bahwa Kebo Iwa adalah batu sandungan terbesar dalam rencananya untuk menaklukkan Bali.

Ia pun mencari cara untuk menyingkirkan Kebo Iwa. Ia tidak bisa mengalahkan Kebo Iwa dengan cara yang jujur dan terbuka.

Gajah Madaharus menggunakan tipu muslihat dan akal licik.

Kemudian Gajah Mada mengundang Kebo Iwa ke Majapahit dengan alasan untuk mempererat hubungan antara kedua kerajaan.

Ia juga menjanjikan akan memberikan Kebo Iwa seorang gadis cantik sebagai istri.

Kebo Iwa yang tidak curiga sama sekali, menerima undangan Gajah Mada dengan senang hati.

Ia berangkat ke Majapahit dengan rombongan kecil. Sesampainya di Majapahit, ia disambut dengan hormat oleh Gajah Mada dan raja Majapahit.

Kemudian juga diperkenalkan dengan seorang putri yang cantik jelita, yang dikatakan sebagai calon istrinya. Kebo Iwa merasa senang dan terpesona.

Baca Juga: Inilah Laksamana Mpu Nala, Pemimpin Angkatan Laut Majapahit yang Membuatnya Berjaya di Lautan

Namun, semua itu hanyalah tipuan belaka. Gajah Mada sebenarnya sudah menyiapkan perangkap untuk Kebo Iwa.

Gajah Mada lalu meminta Kebo Iwa untuk membantu Majapahit yang sedang mengalami kekeringan dengan membuat sumur.

Kebo Iwa yang merasa terhormat dan ingin membantu, menyanggupi permintaan itu. Ia pun mulai menggali tanah dengan tangannya yang kuat.

Saat Kebo Iwa sedang sibuk menggali, Gajah Mada memerintahkan pasukannya untuk menyerang Kebo Iwa dari atas.

Ribuan panah, tombak, dan batu dilemparkan ke arah Kebo Iwa. Kebo Iwa yang terkejut, berusaha untuk melindungi dirinya dengan menutup lubang sumur dengan tangannya.

Namun, hal itu tidak cukup. Ia masih terkena serangan-serangan yang lain. Ia pun terluka parah dan akhirnya tewas.

Dengan kematian Kebo Iwa, jalan untuk menaklukkan Bali pun terbuka lebar.

Gajah Mada segera mengirimkan pasukannya yang dipimpin oleh Adityawarman untuk menyerbu Bali.

Kerajaan Bali Aga yang kehilangan panglima dan pemimpinnya, tidak mampu bertahan lama.

Raja Sri Astasura Ratna Bhumi Banten dan putranya gugur dalam pertempuran. Kerajaan Bali Aga pun hancur dan ditaklukkan oleh Majapahit.

Demikianlah kisah Kebo Iwa, panglima perang Kerajaan Bali Aga yang merepotkan perlawanan Gajah Mada.

Baca Juga: Inilah Laksamana Mpu Nala, Pemimpin Angkatan Laut Majapahit yang Membuatnya Berjaya di Lautan

Kebo Iwa adalah sosok yang dihormati dan dikagumi oleh masyarakat Bali.

Ia dianggap sebagai pahlawan yang berjuang untuk mempertahankan tanah airnya dari penjajahan.

Bahkan juga dianggap sebagai simbol kekuatan dan kesetiaan. Hingga kini, banyak tempat di Bali yang dinamai atau dibangun untuk mengenang Kebo Iwa, seperti pura, patung, dan gua.

Kebo Iwa juga menjadi inspirasi bagi banyak karya seni dan sastra, seperti lukisan, patung, wayang, dan cerita rakyat.

Artikel Terkait