Intisari-online.com - Margono Djojohadikoesoemo adalah seorang tokoh yang berperan penting dalam sejarah Indonesia.
Ia tidak hanya dikenal sebagai kakek dari Prabowo Subianto, salah satu calon presiden Indonesia tahun 2024.
Tetapi juga sebagai pendiri dan presiden pertama Bank Negara Indonesia (BNI), salah satu bank terbesar di Indonesia.
Margono Djojohadikoesoemo lahir di Probolinggo, Jawa Timur, pada tahun 1894.
Ia berasal dari keluarga bangsawan Jawa yang memiliki hubungan kekerabatan dengan Mangkunegara IV, raja dari Surakarta.
Ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Teknik di Bandung dan kemudian melanjutkan studinya di Belanda, di bidang ekonomi dan hukum.
Perjuangan Kemerdekaan
Margono Djojohadikoesoemo adalah salah satu anggota dari Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), sebuah organisasi yang dibentuk oleh Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Ia juga terlibat dalam penyusunan Undang-Undang Dasar 1945, sebagai salah satu anggota panitia kecil yang dipimpin oleh Soekarno.
Selain itu, Margono Djojohadikoesoemo juga berperan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari agresi Belanda.
Ia menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA), sebuah lembaga yang memberikan saran kepada presiden dan wakil presiden.
Kemudian juga menjadi salah satu pendiri dan pemimpin Partai Nasional Indonesia (PNI), partai politik yang mendukung Soekarno.
Pendiri Bank Negara Indonesia
Margono Djojohadikoesoemo adalah sosok di balik pendirian Bank Negara Indonesia, bank pertama yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia.
Ia mengusulkan ide untuk mendirikan bank tersebut pada tahun 1946, sebagai salah satu upaya untuk membiayai perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Ia juga menjadi presiden pertama bank tersebut, hingga tahun 1950.
Bank Negara Indonesia berkembang menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia, dengan lebih dari 26 ribu karyawan dan lebih dari 1.800 cabang di seluruh Indonesia dan di luar negeri.
Bank ini juga menjadi salah satu bank yang terlibat dalam program pemberdayaan ekonomi rakyat, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Warisan dan Penghargaan
Margono Djojohadikoesoemo meninggal dunia pada tahun 1978, di usia 84 tahun.
Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Kemudian meninggalkan warisan berupa keluarga yang terkenal di bidang politik, ekonomi, dan militer.
Salah satu cucunya adalah Prabowo Subianto, mantan komandan Kopassus dan calon presiden Indonesia tahun 2024.
Margono Djojohadikoesoemo juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah Indonesia, sebagai salah satu pahlawan nasional.
Ia dianugerahi Bintang Mahaputra Adipradana, Bintang Gerilya, dan Bintang Republik Indonesia.
Kemudian juga diabadikan sebagai nama jalan, gedung, dan sekolah di beberapa kota di Indonesia.