Untuk mendukung risetnya, tentu dia membutuhkan wawancara mendalam terhadap penjual maupun pembeli di pasar digital tersebut.
Seperti halnya etnografi pada umumnya, studi etnografi digital juga diawali dengan menentukan tema/ masalah budaya yang akan diangkat.
Langkah pertama ini penting dalam melakukan penelitian.
Karena dengan begitu kita bisa mengidentifikasi latar belakang pentingnya dilakukan penelitian etnografi, rancangan bentuk apa yang akan digunakan, dan bagaimana tujuan terkait dengan masalah penelitian yang akan dikaji.
Faktor-faktor ini perlu diidentifikasi dalam ketiga bentuk etnografi dan studi kasus.
Tujuan penelitian dan tipe masalah yang ingin teliti akan secara signifikan berbeda, tergantung pada apakah peneliti akan melakukan penelitian etnografi realis, studi kasus atau kritis.
Lebih dari itu, perkembangan teknologi dan jaringan telekomunikasi telah menghasilkan masyarakat baru yaitu masyarakat jaringan yang dihubungkan oleh teknologi dan media sosial.
Hal ini mengubah pola interaksi masyarakat yang semula berinteraksi dengan tatap muka kemudian beralih secara virtual.
Pada masyarakat yang bertransformasi menjadi masyarakat digital, suka tidak suka perkembangan ilmu pengetahuan harus menyesuaikan.
Penyesuaian itu dialami oleh ilmu antropologi dengan etnografinya.
Perkembangan studi etnografi terbaru menuntut peneliti untuk menemukan cara efektif dan efisien dalam mencari pola komunikasi yang memuat identifikasi budaya dari suatu informan, kelompok budaya, maupun dalam lingkup organisasi.
Ruang maya atau cybersapce membuka peluang bagi etnografi baru untuk berkembang.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR