Intisari-Online.com -Etnografi di era kiwari tak hanya meneliti tentang budaya masyarakat di sebuah wilayah.
Etnografi juga merambah ke dunia digital dan internet, dikenal sebagai netnografi.
Mengapa pada saat ini marak adanya etnografi digital atau virtual?
Jawabannya singkatnya tentu karena saat ini sebuah sudah serba digital.
Mulai interaksi, kenalan, meeting, bahkan sampai jual beli sudah serba digital.
Tapi tetap saja itu butuh penjelasan, bukan?
Etnografi digital menitikberatkan pada hubungan timbal balik antara nilai dan praktik sosial di ruang daring sekaligus luring.
Munculnya etnografi digital atau virtual dilatarbelakangi oleh perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada di masyarakat.
Etnografi mencoba menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
Dalam perkembangan studi etnografi baru (digital atau virtual) diharapkan periset dapat menemukan cara efektif dan efisien dalam menemukan pola komunikasi sebagai penentu identifikasi budaya dari informan, kelompok budaya, maupun dalam lingkup organisasi pada ruang maya.
Ketika seorang antropolog akan meneliti e-commerce, tentu dia harusmengamati perilaku jual beli masyarakat di salah satu platform pasar digital.
Baca Juga: Beginilah Cara Menyusun Tema Yang Tepat Dalam Pembelajaran Etnografi
Untuk mendukung risetnya, tentu dia membutuhkanwawancara mendalam terhadap penjual maupun pembeli di pasar digital tersebut.
Seperti halnya etnografi pada umumnya, studi etnografi digital juga diawali denganmenentukan tema/ masalah budaya yang akan diangkat.
Langkah pertama ini penting dalam melakukan penelitian.
Karena dengan begitu kita bisa mengidentifikasi latar belakang pentingnya dilakukan penelitian etnografi, rancangan bentuk apa yang akan digunakan, dan bagaimana tujuan terkait dengan masalah penelitian yang akan dikaji.
Faktor-faktor ini perlu diidentifikasi dalam ketiga bentuk etnografi dan studi kasus.
Tujuan penelitian dan tipe masalah yang ingin teliti akan secara signifikan berbeda, tergantung pada apakah peneliti akan melakukan penelitian etnografi realis, studi kasus atau kritis.
Lebih dari itu,perkembangan teknologi dan jaringan telekomunikasi telah menghasilkan masyarakat baru yaitu masyarakat jaringan yang dihubungkan oleh teknologi dan media sosial.
Hal ini mengubah pola interaksi masyarakat yang semula berinteraksi dengan tatap muka kemudian beralih secara virtual.
Pada masyarakat yang bertransformasi menjadi masyarakat digital, suka tidak suka perkembangan ilmu pengetahuan harus menyesuaikan.
Penyesuaian itu dialami oleh ilmu antropologi dengan etnografinya.
Perkembangan studi etnografi terbaru menuntut peneliti untuk menemukan cara efektif dan efisien dalam mencari pola komunikasi yang memuat identifikasi budaya dari suatu informan, kelompok budaya, maupun dalam lingkup organisasi.
Ruang maya atau cybersapce membuka peluang bagi etnografi baru untuk berkembang.
Masyarakat memiliki ruang baru untuk saling bertukar informasi dan komunitas tidak lagi harus bertemu dalam suatu ruang fisik.
Artinya, praktik etnografis secara terbarukan mengalami perubahan yang semakin jelas.
Etnografi tidak hanya didefinisikan sebagai sebuah metode atau teknik pengumpulan data yang hanya dilakukan dengan cara tatap muka.
Tapi sebagai gabungan konsep pengambilan data antara observasi dan teknik wawancara dengan merekam dinamika fenomena sosial budaya yang tumbuh di bawah teknologi digital.
Metode penelitian etnografi baru ini disebut juga netnografi,yang berasal dari kata internet dan etnografi.
Artinya, netnografi dapat disebut sebagai salah satu metode etnografi baru untuk mengidentifikasi kehidupan dunia virtual di internet yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan dasar riset antropologi.
Metode netnografi ini melakukan proses eksplorasi untuk dapat memahami secara mendalam kehidupan masyarakat maya dari perspektif pelaku digital.
Pendekatan netnografi dapat disusun dengan melihat proses digitalisasi sebagai budaya baru karena masyarakat telah masuk pada suatu budaya siber.
Berbeda dengan etnografi klasik yang memiliki dasar interaksi tatap muka, ranah maya menjadi sangat komprehensif ketika relasi yang terjadi berdasarkan konten yang memang ingin dikonsumsi.
Selain netnografi, dalam penggunaan metode etnografi di dunia maya juga dikenal beberapa istilah: Virtual Ethnography,Webnography, Network ethnography, Cyber ethnography,dan Digital Etnography.
Pada intinya semua istilah merujuk pada sebuah penggalian data secara etnografi melalui media internet atau digital.
Prosedur atau langkah kerja netnografi tidak ubahnya seperti etnografi kontemporer yang diawali dari menyusun pertanyaan penelitian dan diakhiri dengan analisis dan kesimpulan.
Hanya saja pada netnografi arena penelitiannya berbeda.
Jika etnografi kontemporer di tengah-tengah kehidupan di masyarakat, etnografi digital bekerja dalam dunia digital khususnya internet dan sosial media.
Itulah artikel yang mencoba menjawab pertanyaan:bagaimanamenyusun perencanaan dan pengimplementasian etnografi pada masyarakat digital dengan pendekatan netnografi, semoga bermanfaat.
Baca Juga:Bagaimana Perkembangan Etnografi Dan Analisis Laporan Etnografi Di Indonesia Dan Dunia?