Tidak hanya Sate Maranggi, Chef Haryo bersama para peneliti dan penulis buku juga menyebutkan bahwa banyak resep makanan di Indonesia yang terinspirasi dari resep masakan China.
Makanan-makanan ini sebenarnya menggunakan daging babi.
"Ada bakso, bakpao, bakmi, kata 'ba' sebenarnya berasal dari kata babi. Makanan itu sebenarnya sangat mudah menyerap dalam suatu budaya. Tetapi sesuai perkembangan dan ajaran agama Islam yang kuat di Indonesia, makanan juga menyesuaikan. Urusan klaim mengklaim makanan itu sebenarnya sudah berunsur geopolitik," ujar chef yang sering muncul di layar televisi.
Versi Kedua
Situs kemdikbud.go.id, seperti dilansir sajiansedap.grid.id, menyatakan bahwa tidak ada kepastian kapan nama kuliner Sate Maranggi mulai dikenal.
Informan memberikan data bahwa seorang penjual Sate Maranggi yang bernama Bustomi Sukmawirdja atau biasa dipanggil Mang Udeng, sudah menjual Sate Maranggi sejak tahun 1962 di Kecamatan Plered.
Informasi ini sekaligus menepis perdebatan lokasi asal Sate Maranggi yang juga diklaim oleh Kecamatan Wanayasa.
Ternyata, angka tahun awal Sate Maranggi ada di Wanayasa lebih baru dibandingkan dengan angka tahun keberadaan Sate Maranggi di Plered, yaitu tahun 1970, atau selisih 8 tahun.
Informasi atau data awal penjual Sate di Wanayasa berasal dari seorang yang dipanggil Mak Unah.
Beliau mengatakan bahwa sekitar tahun 1970 beliau sudah menjual sate.
Beliau tidak langsung menyebutnya dengan nama Sate Maranggi.
Baca Juga: Sate Dibakar Dengan Arang Rasanya Lebih Nikmat, Kenapa Bisa Begitu?
KOMENTAR