Inilah Kebihan dan Kekurangan Teori Waisya yang Menjelaskan Masukan Agama Hindu-Budha ke Indonesia

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kelebihan dan kekuarangan Teori Waisya.
Ilustrasi - Kelebihan dan kekuarangan Teori Waisya.

Intisari-online.com - Teori Waisya adalah salah satu teori yang menjelaskan tentang masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia.

Ada kelebihan dan kekurangan teori Waisya yang menjelaskan masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia.

Teori ini dikemukakan oleh N.J. Krom, yang berpendapat bahwa agama Hindu-Buddha dibawa oleh para pedagang dari India yang termasuk dalam kasta Waisya.

Kasta Waisya adalah kasta yang terdiri dari orang-orang yang memiliki pekerjaan dan harta benda sendiri di luar pemerintahan, seperti pedagang, petani, nelayan, pengrajin, atau buruh kelas menengah.

Teori ini didasarkan pada faktor pendorong ekonomi, yaitu keinginan para pedagang India untuk mendapatkan barang tambang dan hasil hutan dari Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah.

Teori Waisya memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

- Teori ini sesuai dengan fakta sejarah bahwa Indonesia merupakan wilayah yang strategis dan menghubungkan jalur perdagangan internasional antara India, Cina, dan Timur Tengah.

Hal ini membuat Indonesia menjadi tujuan utama para pedagang dari berbagai negara, termasuk India.

- Teori ini menjelaskan tentang interaksi sosial yang terjadi antara para pedagang India dengan masyarakat lokal.

Dalam melakukan transaksi jual beli, para pedagang India tidak hanya membawa barang-barang dagangannya, tetapi juga membawa adat dan kebiasaan dari negaranya, termasuk agama Hindu-Buddha.

Interaksi yang berjalan dengan baik ini kemudian membuat banyak masyarakat lokal yang tertarik dan memeluk agama Hindu-Buddha.

- Teori ini konsisten dengan bukti-bukti arkeologis yang menunjukkan adanya pengaruh kebudayaan India di Indonesia, seperti prasasti, candi, arca, relief, dan seni ukir.

Baca Juga: Sejarah Agama Hindu di Indonesia, Merujuk pada 5 Teori Paling Terkenal

Banyak dari benda-benda tersebut yang menggambarkan ajaran dan cerita-cerita dari agama Hindu-Buddha.

Namun, teori ini juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:

- Teori ini tidak dapat menjelaskan tentang masuknya agama Hindu-Buddha ke daerah pedalaman yang jauh dari jalur perdagangan.

Padahal, banyak ditemukan bukti-bukti keberadaan kebudayaan Hindu-Buddha di daerah-daerah tersebut, seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

- Teori ini tidak memperhitungkan peran kasta lain dalam penyebaran agama Hindu-Buddha, seperti kasta Brahmana dan Ksatria.

Kasta Brahmana adalah kasta yang terdiri dari orang-orang yang mengabdikan dirinya dalam bidang spiritual atau keagamaan, seperti brahmana, pendeta, resi, guru, dan tokoh terhormat lainnya.

Kasta Ksatria adalah kasta yang terdiri dari orang-orang yang berkiprah di bidang pemerintahan atau kemiliteran, seperti raja, keluarga kerajaan, pejabat istana, bangsawan, prajurit, dan sejenisnya.

Kedua kasta ini juga berperan dalam menyebarkan agama Hindu-Buddha, baik melalui misi keagamaan, hubungan politik, maupun pernikahan.

- Teori ini mengabaikan kemungkinan adanya arus balik, yaitu proses di mana orang-orang Nusantara yang pergi ke India untuk belajar agama Hindu-Buddha kemudian kembali ke tanah airnya dan menyebarkan ajaran-ajaran tersebut.

Arus balik ini didukung oleh beberapa bukti, seperti adanya nama-nama Nusantara dalam naskah-naskah India, adanya kesamaan bahasa dan aksara antara India dan Nusantara, serta adanya pengakuan dari beberapa tokoh Hindu-Buddha bahwa mereka berasal dari Nusantara.

Itulahkelebihan dan kekurangan teori Waisya yang menjelaskan masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia.

Artikel Terkait