Intisari-online.com - Roro Oyi adalah seorang gadis cantik asal Surabaya yang menjadi selir Raja Mataram, Sunan Amangkurat I.
Namun, dirinya mengalami kisah cinta terlarang Roro Oyi yang fenomenal di kerajaan Mataram Islam.
Nasibnya berubah tragis ketika ia jatuh cinta dengan Pangeran Adipati Anom, putra mahkota dan penerus tahta Mataram.
Kisah cinta terlarang mereka menyebabkan konflik keluarga dan kerajaan yang berdarah-darah.
Roro Oyi berasal dari keluarga Tionghoa yang berdagang di Surabaya.
Ayahnya, Ngabehi Mangun Jaya, adalah orang kepercayaan Pangeran Pekik, adipati Surabaya yang berasal dari keturunan raja Majapahit.
Roro Oyi memiliki paras yang sangat cantik, sehingga ia dijuluki sebagai mutiara perempuan.
Pada tahun 1660, Sunan Amangkurat I yang berkuasa di Mataram sedang berduka karena ditinggal mati oleh permaisurinya, Kanjeng Ratu Malang.
Ia memerintahkan dua menterinya, Naya Taruna dan Yuda Karti, untuk mencari seorang gadis cantik untuk dijadikan selirnya.
Ia memberi petunjuk bahwa gadis itu harus berasal dari daerah yang air sumurnya berbau harum.
Naya Taruna dan Yuda Karti berkeliling ke berbagai wilayah, hingga akhirnya mereka sampai di Surabaya.
Baca Juga: Kisah Tirakat dan Kesaktian Panembahan Senopati Raja Pertama Mataram Islam
Di sana, mereka mencium aroma wangi dari air sumur.
Mereka pun bertemu dengan Ngabehi Mangun Jaya, yang dengan sukarela menawarkan putrinya, Roro Oyi, untuk dijadikan selir raja.
Naya Taruna dan Yuda Karti terpesona oleh kecantikan Roro Oyi, dan segera membawanya ke Mataram.
Di Mataram, Roro Oyi diserahkan kepada Ngabehi Wira Reja, yang ditugaskan untuk merawat dan mendidiknya hingga siap untuk dinikahi oleh raja.
Namun, takdir berkata lain. Pangeran Adipati Anom, putra sulung dan pewaris tahta Sunan Amangkurat I, secara tidak sengaja melihat Roro Oyi saat ia sedang beristirahat di rumah Wira Reja.
Ia langsung jatuh hati pada gadis itu, dan merasa tidak tega jika ayahnya yang akan menikahinya.
Pangeran Adipati Anom pun mengutarakan perasaannya kepada Roro Oyi, dan ternyata perasaan itu berbalas.
Mereka pun diam-diam menjalin hubungan cinta, tanpa sepengetahuan raja. Namun, rahasia mereka tidak bisa terus terjaga.
Sunan Amangkurat I akhirnya mengetahui perselingkuhan mereka, dan sangat marah. Ia merasa dikhianati oleh putra dan selirnya sendiri.
Sunan Amangkurat I pun memerintahkan agar Pangeran Adipati Anom dibunuh. Namun, Pangeran Pekik, kakek Pangeran Adipati Anom dari pihak ibu, berusaha melindungi cucunya.
Ia mengirim utusan untuk memberi tahu Pangeran Adipati Anom agar segera melarikan diri bersama Roro Oyi.
Pangeran Adipati Anom pun bergegas mengambil Roro Oyi dari rumah Wira Reja, dan membawanya ke pelabuhan untuk naik kapal.
Namun, sebelum mereka berhasil kabur, pasukan raja mengejar dan mengepung mereka. Sunan Amangkurat I sendiri datang untuk menghadapi putra dan selirnya yang durhaka.
Ia memerintahkan agar Pangeran Adipati Anom menyerahkan Roro Oyi kepadanya, atau ia akan membunuhnya.
Pangeran Adipati Anom menolak, dan bersiap untuk bertempur.
Roro Oyi menjerit. Ia tidak ingin suaminya dibunuh. Ia pun memohon suaminya untuk membunuhnya.
Dengan terpaksa, Pangeran Adipati Anom meracuni Roro Oyi.
Sumber lain mengatakan bahwa Roro Oyi ditusuk dengan sebilah keris. Roro Oyi pun kemudian meninggal dunia.
Pangeran Adipati Anom sangat sedih dan marah. Ia pun mengamuk dan melawan pasukan raja.
Namun, ia kalah jumlah dan kekuatan. Ia pun ditangkap dan diusir ke Lipura, sebuah pulau terpencil.
Harta bendanya dirampas, dan rumahnya dibakar. Ia pun hidup dalam kesengsaraan dan penyesalan.
Kisah cinta terlarang Roro Oyi dan Pangeran Adipati Anom menjadi salah satu legenda yang menggambarkan tragedi di Kerajaan Mataram.
Kisah ini juga menjadi inspirasi bagi banyak karya sastra, seni, dan budaya.
Kisah ini mengajarkan kita tentang cinta, pengorbanan, dan kesetiaan, yang harus dihadapkan dengan kekuasaan, ambisi, dan dendam.