Intisari-online.com - Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Namun, ada 4 hewan yang dinyatakan punah tahun 2023.
Banyak spesies hewan yang terancam punah atau bahkan sudah punah akibat berbagai faktor, seperti perusakan habitat, perburuan liar, perubahan iklim, dan lain-lain.
Berdasarkan data dari IUCN (International Union for Conservation of Nature), tercatat ada 1.233 spesies hewan di Indonesia yang terancam punah per 4 Oktober 2023.
Pada tahun 2023 ini, ada beberapa spesies hewan yang secara resmi dinyatakan punah oleh para peneliti dan pemerintah. Berikut ini adalah empat di antaranya:
1. Kelelawar buah Mariana
Kelelawar buah Mariana (Pteropus mariannus mariannus) adalah kelelawar berukuran sedang yang hanya ditemukan di sekitar Kepulauan Mariana.
Mereka memiliki bulu berwarna hitam sampai cokelat dengan bagian leher berwarna kuning atau cokelat keemasan.
Kelelawar ini merupakan pemakan buah-buahan dan nektar bunga.
Sayangnya, kelelawar buah Mariana sudah tidak pernah terlihat lagi sejak tahun 1968.
Penyebab kepunahan mereka adalah hilangnya habitat akibat pembangunan, perang, dan penyakit.
Pada tahun 1984, mereka sudah ditetapkan sebagai spesies terancam punah oleh U.S Fish & Wildlife Service.
Pada tahun 2023 ini, mereka secara resmi dinyatakan punah.
Baca Juga: Waspadalah Saat Kumbang Masuk Rumah, Inilah Makna Hewan yang Tiba-tiba Muncul
2. San Marcos gambusia
San Marcos gambusia (Gambusia georgei) adalah ikan air tawar yang hanya ditemukan di kawasan San Marcos, Texas, Amerika Serikat.
Ikan ini sangat mirip dengan ikan nyamuk, tetapi memiliki garis gelap di sepanjang sirip punggungnya.
Ukuran mereka sangat kecil, hanya sekitar 4 cm.
San Marcos gambusia adalah ikan endemik yang hidup di sungai dan mata air yang bersih dan jernih.
Namun, karena polusi, pengeringan, dan invasi spesies asing, habitat mereka semakin menyusut dan terganggu.
Spesimen liar terakhir dari ikan ini ditemukan dan diambil oleh para peneliti pada tahun 1983.
Sejak saat itu, ikan ini tidak pernah menampakkan dirinya lagi.
Pada tahun 2023 ini, pemerintah Amerika Serikat secara resmi mengumumkan San Marcos gambusia sebagai spesies hewan yang punah pada tahun ini.
3. Burung Bachman's warbler
Burung Bachman's warbler (Vermivora bachmanii) adalah burung kecil yang berwarna kuning dan hitam. Burung ini hidup di hutan-hutan basah di Amerika Serikat dan Kanada.
Mereka adalah burung migran yang terbang ke selatan pada musim dingin.
Burung Bachman's warbler adalah salah satu spesies burung yang paling langka dan misterius di dunia.
Populasi mereka sangat rendah dan sulit untuk diamati.
Penyebab kepunahan mereka adalah hilangnya habitat akibat penebangan hutan, perubahan iklim, dan penggunaan pestisida.
Spesimen terakhir dari burung ini ditemukan pada tahun 1962. Pada tahun 2023 ini, mereka secara resmi dinyatakan punah.
Baca Juga: Makam Nyai Tembong, Tempat Peristirahatan Terakhir Kucing Kesayangan Raja Mataram Islam
4. Ikan Belida Lopis Jawa
Ikan Belida Lopis Jawa (Chitala lopis) adalah ikan air tawar yang termasuk dalam famili Notopteridae.
Ikan ini memiliki tubuh pipih dan panjang, dengan warna abu-abu keperakan dan bintik-bintik hitam. Ikan ini bisa mencapai panjang hingga 1,5 meter.
Ikan Belida Lopis Jawa adalah ikan asli Indonesia yang hanya ditemukan di sungai-sungai di Pulau Jawa.
Ikan ini merupakan ikan pemangsa yang memakan ikan-ikan kecil, udang, dan katak. Ikan ini juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi sebagai bahan makanan dan obat.
Namun, ikan Belida Lopis Jawa mengalami penurunan populasi yang drastis akibat perusakan habitat, pencemaran, dan perikanan berlebihan. Ikan ini sudah tidak pernah terlihat lagi sejak tahun 1939.
Pada tahun 1996, ikan ini dinyatakan punah oleh IUCN. Namun, pada tahun 2023 ini, ada kabar baik bahwa ikan ini ditemukan kembali oleh seorang nelayan di Sungai Brantas, Jawa Timur.
Meskipun demikian, status ikan ini masih sangat kritis dan membutuhkan perlindungan yang ketat.
Demikianlah empat hewan yang dinyatakan punah tahun 2023 ini.
Kepunahan spesies hewan adalah hal yang sangat disayangkan, karena akan mengurangi kekayaan dan keseimbangan alam.