Lagi-Lagi, Ada Gempa 5,6 SR Terjadi di Melonguane, Ini Penjelasan BMKG

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Gempa bumi guncang Maluku.
Gempa bumi guncang Maluku.

Intisari-online.com -Gempa bumi bermagnitudo 5,6 mengguncang wilayah Melonguane, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada Kamis (7/12/2023) pukul 10.23 WITA.

Gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, namun sempat membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa ini merupakan gempa dangkal yang berpusat di laut dengan kedalaman 10 km.

Lokasi gempa berada di 4,29 LU dan 126,69 BT, atau sekitar 27 km arah barat laut Melonguane.

BMKG menjelaskan bahwa gempa ini disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Laut Filipina yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik (oblique-thrust fault).

"Kekuatan gempa yang sebenarnya magnitudi 5,6. Angka ini diperoleh berdasarkan pemutakhiran parameter hasil analisis BMKG," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, seperti dikutip dari Kompas.com.

Daryono menambahkan, gempa ini termasuk dalam kategori gempa menengah yang dapat dirasakan hingga radius 200 km dari pusat gempa.

Guncangan gempa dirasakan di Melonguane, Miangas, Tahuna, dan Bitung dengan skala intensitas II-III MMI (Modified Mercalli Intensity).

"BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Periksa dan pastikan bangunan Anda cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," ujar Daryono.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang dapat terjadi.

Baca Juga: Lagi-Lagi Gempa M 4,9 Guncang Melonguane, BMKG: Disebabkan oleh Pergerakan Mendatar Naik di Lempeng Laut Maluku

"Masyarakat dihimbau agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Dan apabila terjadi gempa susulan agar segera mencari tempat aman," tutur Daryono.

Apa penyebab gempa bumi di Melonguane?

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa bumi di Melonguane disebabkan oleh aktivitas subduksi lempeng Laut Filipina yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia.

Lempeng Laut Filipina merupakan lempeng samudra yang bergerak ke arah barat laut dengan kecepatan sekitar 7 cm per tahun.

Lempeng Eurasia merupakan lempeng benua yang bergerak ke arah timur dengan kecepatan sekitar 2 cm per tahun.

Ketika lempeng Laut Filipina bertemu dengan lempeng Eurasia, terjadi gesekan dan tekanan yang menyebabkan deformasi batuan dalam lempeng Laut Maluku.

Lempeng Laut Maluku merupakan lempeng mikro yang terletak di antara lempeng Laut Filipina dan lempeng Eurasia.

Deformasi batuan ini dapat memicu gempa bumi dangkal yang berpusat di laut dengan kedalaman kurang dari 70 km.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di Melonguane memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik (oblique-thrust fault).

Mekanisme ini menunjukkan bahwa terjadi pergeseran horizontal dan vertikal antara dua blok batuan yang saling bertabrakan.

Pergerakan ini dapat menghasilkan gelombang seismik yang merambat ke permukaan bumi dan dirasakan sebagai gempa bumi.

Baca Juga: Maluku Barat Daya Diguncang Gempa 4,4 M, BMKG: Akibat Subduksi Lempeng Indo-Australia

BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Periksa dan pastikan bangunan Anda cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah.

BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang dapat terjadi.

Artikel Terkait