Intisari-online.com -Melonguane, 6 Desember 2023 - Wilayah Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 pada Selasa (6/12/2023) pukul 14.34 WITA.
Gempa tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di laut, sekitar 36 km barat laut Melonguane, pada kedalaman 10 km.
Gempa dirasakan di Melonguane dengan skala intensitas II-III MMI (Modified Mercalli Intensity), yaitu getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, menjelaskan bahwa gempa tersebut disebabkan oleh deformasi batuan di lempeng laut Maluku.
"Mekanisme gempa ini menunjukkan pergerakan mendatar naik (thrust fault) di lempeng laut Maluku," kata Bambang dalam keterangan tertulisnya.
Bambang menambahkan bahwa gempa ini merupakan gempa tektonik yang terjadi akibat adanya aktivitas subduksi lempeng Filipina di bawah lempeng Eurasia.
"Wilayah Melonguane berada di zona subduksi lempeng Filipina yang menyebabkan wilayah ini rawan gempa bumi," ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Masyarakat juga diminta untuk mengikuti arahan dan informasi resmi dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi, website, media sosial, dan aplikasi BMKG.
Wilayah Melonguane dan sekitarnya memang sering mengalami gempa bumi, baik yang bersifat dangkal maupun dalam.
Data BMKG menunjukkan bahwa sejak tahun 2010 hingga 2023, tercatat sebanyak 1.234 kali gempa bumi di wilayah tersebut, dengan magnitudo terbesar mencapai 7,2 pada tahun 2014.
Gempa bumi tersebut menimbulkan tsunami setinggi 1,5 meter yang menghantam beberapa pulau di Kepulauan Talaud, termasuk Melonguane, dan menyebabkan kerusakan pada rumah, fasilitas umum, dan perahu nelayan.
Untuk mengurangi risiko dan dampak bencana gempa bumi dan tsunami, BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu siap dan waspada. Beberapa tips yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut :
- Mengetahui zona rawan gempa dan tsunami di sekitar tempat tinggal, bekerja, atau beraktivitas, dan menyiapkan jalur evakuasi yang aman dan cepat.
- Menyediakan perlengkapan darurat, seperti obat-obatan, pakaian, makanan, air minum, senter, radio, dan dokumen penting, yang mudah diambil dan dibawa saat terjadi gempa atau tsunami.
- Memperkuat struktur bangunan agar tahan gempa, dengan menggunakan bahan yang berkualitas, mengikuti standar teknis, dan menghindari modifikasi tanpa izin.
- Saat terjadi gempa, segera berlindung di bawah meja atau tempat yang kokoh, menjauh dari jendela, cermin, lemari, atau benda-benda yang bisa jatuh dan melukai.
Jika berada di luar ruangan, hindari bangunan tinggi, pohon, tiang listrik, atau benda-benda yang bisa roboh.
- Setelah gempa berhenti, segera keluar dari bangunan dan menuju tempat yang aman dan terbuka.
Jika berada di dekat pantai atau di pulau kecil, segera evakuasi ke dataran tinggi, karena gempa bisa diikuti oleh tsunami.
Baca Juga: Astaga Ada Gempa M 5,1 Terjadi di Boven Digoel Papua, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Lokal
Jangan kembali ke pantai atau pulau kecil sampai ada informasi resmi dari BMKG atau pihak berwenang bahwa situasi sudah aman.
- Selalu mengikuti perkembangan informasi dari BMKG atau pihak berwenang melalui media massa, media sosial, atau aplikasi resmi.
Jangan percaya atau menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya atau bersifat menyesatkan.