Intisari-online.com - Raja Airlangga adalah pendiri kerajaan Medang Kahuripan, Panjalu dan Janggala di Jawa Timur yang memerintah pada sekitar tahun 1019-1043.
Ia merupakan keturunan dari raja Mpu Sindok dari wangsa Isyana yang memindahkan pusat kekuasaan Kerajaan Medang dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Selama masa pemerintahannya, kebijakan Raja Airlangga banyak melakukan perbaikan di empat sektor kehidupan bernegara: politik, ekonomi, agama, dan masyarakat.
Kebijakan dalam Bidang Agama
Dalam bidang agama, Airlangga memberi perhatian besar kepada kehidupan beragama di kerajaannya.
Hal ini terlihat dengan selalu diikutsertakannya para pendeta dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan pemerintahan saat itu.
Airlangga sendiri merupakan pemeluk Saiva dan pemuja Wisnu, tetapi ia tidak memaksakan agamanya kepada rakyatnya.
Ia menghormati semua agama dan kepercayaan yang ada di kerajaannya, dan tidak ada agama resmi kerajaan.
Airlangga juga mendirikan pusat pendidikan agama Buddha di Kahuripan, yang disebut Sri Wijaya Asrama, pada tahun 1036.
Kebijakan ini menunjukkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama di bawah pemerintahan Airlangga.
Kebijakan dalam Bidang Pendidikan
Baca Juga: Bagaimana Kedudukan Selat Muria yang Menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak pada Saat Itu?
Dalam bidang pendidikan, Airlangga mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan kesenian di kerajaannya.
Ia memerintahkan Mpu Kanwa untuk menggubah kakawin Arjunawiwaha, yang menggambarkan keberhasilannya dalam medan peperangan.
Kakawin ini merupakan salah satu karya sastra Jawa Kuno yang terkenal dan berpengaruh.
Airlangga juga memerintahkan Mpu Dharmaja untuk menulis kitab Nitisastra, yang berisi tentang ajaran moral dan etika.
Selain itu, Airlangga juga membangun perpustakaan kerajaan yang menyimpan berbagai kitab dan naskah kuno.
Kebijakan ini menunjukkan kecintaan dan kepedulian Airlangga terhadap pendidikan dan budaya di kerajaannya.
Kebijakan dalam Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, Airlangga melakukan perdagangan internasional dengan kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, India, Arab, serta Cina.
Ia membangun pelabuhan internasional Kambang Putih di Surabaya, yang menjadi pusat perdagangan dan lalu lintas kapal.
Airlangga juga membebaskan pajak di pelabuhan ini, sehingga menarik banyak pedagang dan pengusaha untuk berdagang di sana.
Airlangga juga membangun jalan-jalan yang menghubungkan daerah pesisir ke pusat kerajaan, serta bendungan-bendungan untuk mengairi sawah-sawah.
Kebijakan ini menunjukkan kemajuan dan kesejahteraan ekonomi di kerajaan Airlangga.
Baca Juga: Mengungkap Misteri Candi Borobudur, Warisan Budaya Kerajaan Mataram Kuno
Dampak terhadap Rakyat Kahuripan
Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Airlangga dalam bidang agama, pendidikan, dan ekonomi memberikan dampak positif terhadap rakyat Kahuripan.
Rakyat dapat menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan mereka tanpa ada diskriminasi atau tekanan.
Rakyat juga dapat menikmati hasil-hasil karya sastra dan ilmu pengetahuan yang dibuat oleh para cendekiawan di kerajaannya.
Rakyat juga dapat menikmati kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi yang ditimbulkan oleh perdagangan internasional dan pembangunan infrastruktur.
Rakyat juga dapat merasakan hubungan harmonis antara penguasa dan bawahan, karena Airlangga dikenal sebagai raja yang bijaksana, adil, dan welas asih.
Raja Airlangga adalah salah satu raja terbesar dan terbaik di Jawa Timur, yang berhasil menyatukan kembali bekas kerajaan Medang setelah jatuh di bawah serangan Haji Wurawari dari Lwaram.
Ia juga berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Bali, dan mengalahkan musuh-musuhnya seperti Sriwijaya dan Colamandala.
Selain itu, ia juga berhasil melakukan perbaikan di berbagai bidang kehidupan bernegara, terutama agama, pendidikan, dan ekonomi.
Kebijakan Raja Airlangga dalam bidang-bidang tersebut memberikan dampak positif terhadap rakyat Kahuripan, yang dapat menikmati kebebasan beragama, kemajuan pendidikan dan budaya, serta kemakmuran dan kesejahteraan ekonomi.