Intisari-online.com - Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan Hindu-Budha terbesar dan terakhir yang pernah menguasai nusantara.
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-13 dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 di bawah pemerintahan Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada.
Namun, pada abad ke-15, kerajaan ini mengalami kemunduran dan keruntuhan akibat dari berbagai faktor, seperti pemberontakan, perang saudara, dan ekspansi Islam.
Salah satu misteri yang masih menyelimuti sejarah kerajaan Ibu Kota Kerajaan Majapahit.
Meskipun ada beberapa sumber sejarah yang menyebutkan nama-nama tempat yang berkaitan dengan Majapahit, seperti Wilwatikta, Bhumi Jawa, atau Janggala, namun tidak ada yang secara pasti menunjukkan letak geografisnya.
Baru pada abad ke-19, para peneliti mulai menemukan bukti-bukti arkeologis yang mengarah ke sebuah daerah di Jawa Timur yang bernama Trowulan.
Trowulan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, yang memiliki luas sekitar 11 km persegi.
Di daerah ini, terdapat banyak peninggalan arkeologis yang diyakini sebagai sisa-sisa dari ibukota kerajaan Majapahit.
Beberapa peninggalan tersebut antara lain adalah candi, gapura, kolam, makam, prasasti, arca, keramik, koin, dan benda-benda seni lainnya.
Peninggalan-peninggalan tersebut memberikan gambaran tentang kehidupan sosial, budaya, dan agama masyarakat Majapahit pada masa itu.
Misalnya, dari candi-candi yang ditemukan, dapat diketahui bahwa masyarakat Majapahit menganut agama Hindu-Budha dengan pengaruh lokal.
Baca Juga: Prestasi Besar Sultan Agung Selama Memerintahkan Kerajaan Mataram
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR