Dibawa Belanda Tapi Diperkenalkan Orang Tionghoa, Begini Sejarah Bola Basket Di Indonesia

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Sejarah bola basket di Indonesia berawal pada tahun 1920-an, dibawa oleh Belanda tapi dipopulerkan oleh masyarakat Tionghoa.
Sejarah bola basket di Indonesia berawal pada tahun 1920-an, dibawa oleh Belanda tapi dipopulerkan oleh masyarakat Tionghoa.

Intisari-Online.com -Di Indonesia, bola basket memang tak sepopuler sepakbola dan bulu tangkis.

Meski begitu, bola basket tetaplah olahraga yang begitu digemari oleh masyarakat Indonesia, terutama kalangan perkotaan.

Inilah sejarah bola basket di Indonesia yang konon diperkenalkan oleh kalangan Tionghoa.

Dilansir Kompas.com, sejarah bola basket di Indonesia masuk pada 1920-an.

Seperti beberapa cabang olahraga lainnya, bola basket memang dibawa bangsa Belanda tapi diperkenalkan secara lebih masif oleh orang-orang Tionghoa atau para perantau dari China.

Para perantau tersebut membawa permainan basket yang sudah berkembang di negaranya dan sudah menjadi hobi serta kebiasaan sehari-hari.

Lebih lanjut, para perantau ini kemudian membentuk komunitas sendiri di Indonesia.

Mereka juga mendirikan sekolah sehingga bola basket dapat berkembang dengan cepat di sekolah komunitas yang mereka dirikan.

Di sekolah-sekolah inilah, bola basket menjadi salah satu olahraga wajib yang harus dipelajari dan dimainkan semua siswa.

Memasuki era 1930-an, perkumpulan-perkumpulan basket mulai terbentuk di beberapa kota besar.

Seperti di Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Medan.

Dengan adanya perkumpulan-perkumpulan ini, olahraga basket mulai tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia.

Misalnya, di Semarang, pada 1930, ada perkumpulan seperti Chinese English School, Tionghwa Hwee, Fe Leon Ti Yu Hui, dan Pheng Yu Hui (Sahabat).

Sahabat merupakan klub basket milik Sony Hendrawan (Liem Tjien Sion), salah satu pebasket yang melegenda di Indonesia.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, olahraga basket semakin marak dikenal di berbagai kota lainnya, seperti di Yogyakarta dan Solo.

Tiga tahun berselang, diadakan acara Pekan Olahraga Nasional (PON) pada 1948 di Solo.

Ketika itu, bola basket untuk pertama kalinya dimainkan di level nasional.

Awalnya, peserta PON untuk olahraga basket hanya dimainkan oleh para pria.

Namun, pada 1951, saat pergelaran PON II, basket sudah dimainkan untuk putra dan putri.

Regu yang dikirim juga bukan lagi mewakili Karesidenan, melainkan mewakili provinsi.

Masih di tahun yang sama, Maladi, salah satu tokoh olahraga nasional meminta Tony Wen dan Wim Latumeten untuk membentuk organisasi basket di Indonesia.

Atas prakarsa kedua tokoh tersebut berdirilah organisasi bernama Persatuan Basketball Seluruh Indonesia pada 23 Oktober 1951.

Di bawah organisasi induk olahraga basket tersebut, Indonesia untuk pertama kalinya mengirim regu basket bertanding di Asian Games Manila pada 1953.

Lebih lanjut, pada 1955, dilakukan penyempurnaan nama organisasi agar sesuai kaidah bahasa Indonesia menjadi Persatuan Bola Basket seluruh Indonesia (Perbasi).

Pengurus pertama Perbasi adalah Tony Wen sebagai ketua, sedangkan Wim Latumeten menjabat sebagai sekretaris.

Itulah sejarah bola basket di Indonesia yang dibawa orang Belanda pada 1920-an tapi diperkenalkan secara masif oleh masyarakat Tionghoa.

Artikel Terkait