Contoh Peranan Kerajaan Islam Demak dalam Menyebarkan Islam di Pulau Jawa

Ade S

Editor

Masjid Agung Demak. Artikel ini akan berikan contoh peranan Kerajaan Islam Demak dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa, seperti Wali Songo dan Masjid Agung Demak.
Masjid Agung Demak. Artikel ini akan berikan contoh peranan Kerajaan Islam Demak dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa, seperti Wali Songo dan Masjid Agung Demak.

Intisari-Online.com -Apakah Anda tahu bahwa Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa?

Kerajaan Demak berdiri pada abad ke-15 dan menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa.

Artikel ini akan berikan contoh peranan Kerajaan Islam Demak dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa.

Anda akan mengetahui bagaimana Wali Songo, para ulama yang terkenal sebagai penyebar Islam di Jawa, mendukung dan menasihati Kesultanan Demak.

Anda juga akan mengetahui bagaimana Masjid Agung Demak, pusat ibadah kerajaan Islam pertama di Jawa, menjadi fondasi awal bagi penyebaran Islam di Jawa.

Sejarah Singkat Kerajaan Demak

Menurut sumber dari Gramedia.com, Raden Patah adalah pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Demak.

Setelah meninggalkan Majapahit, Raden Patah mendapatkan dukungan dari para bupati di sekitar Demak untuk mendirikan kerajaan baru.

Kerajaan Demak yang didirikannya berdasarkan pada nilai-nilai dan ajaran Islam sebagai aturan dan norma hidup.

Wilayah kekuasaan Kerajaan Demak pada zaman Raden Patah mencakup Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, dan sebagian Kalimantan.

Baca Juga: Apa yang Menjadi Penyebab Berdirinya Kerajaan Demak oleh Raden Patah?

Pati Unus, putra Raden Patah, menggantikan ayahnya sebagai raja setelah Raden Patah mangkat pada tahun 1518.

Namun, Pati Unus yang juga dikenal sebagai Pangeran Sabrang Lor hanya memerintah selama tiga tahun.

Ia tewas dalam upayanya menyerang Portugis di Malaka untuk kedua kalinya pada tahun 1521.

Setelah kematian Pati Unus, Sultan Trenggana naik tahta sebagai raja Kerajaan Demak.

Ia terkenal karena berhasil merebut Sunda Kelapa dari tangan Portugis bersama dengan Fatahillah.

Masa keemasan Kerajaan Demak terjadi pada tahun 1521-1546 di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana.

Ia mampu menaklukkan kerajaan-kerajaan besar di Jawa seperti Kerajaan Madura, Blambangan, Mataram, dan Pajang.

Pada saat itu, Kerajaan Demak runtuh dan berakhir.

Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir, pendiri Kerajaan Pajang, mengambil alih kekuasaan Kerajaan Demak.

Peranan Kerajaan Islam Demak dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa

Kerajaan Demak dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.Lalu, bagaimana peran kerajaan Islam Demak dalam mengislamkan Pulau Jawa?

Baca Juga: Letak Geografis Kerajaan Demak, Jadi Faktor Penentu Kedigdayaannya

* Wali Songo, pendukung penyebaran Islam Kerajaan Demak

Salah satu agenda penting Kesultanan Demak adalah islamisasi Jawa.

Karena itu, islamisasi Jawa tidak hanya dilakukan secara kultural atau personal, tetapi juga secara struktural yang didukung oleh kekuatan politik dan pemerintahan kerajaan.

Peran Wali Songo sangat besar dalam upaya Kesultanan Demak dalam penyebaran agama Islam di Jawa.

Wali Songo, yang terkenal sebagai simbol penyebaran Islam di Jawa, adalah pendukung dan penasihat pendirian Kesultanan Demak.

Sejak awal berdirinya kerajaan, Wali Songo aktif dalam penyebaran agama Islam di wilayah Demak, khususnya Sunan Kalijaga, Sunan Muria, dan Sunan Kudus.

Wali Songo menyebarkan Islam di wilayah kekuasaan Demak dengan cara-cara yang beragam, misalnya melalui seni dan budaya.

Cara-cara tersebut terbukti efektif untuk menarik hati masyarakat dan mengajak mereka masuk Islam tanpa kekerasan.

Peran Kesultanan Demak dalam penyebaran Islam semakin besar pada masa Sultan Trenggono (1521-1546).

Sultan Trenggono adalah sultan ketiga Demak, yang juga membawa kerajaan ke puncak kejayaan.

Pada masa Sultan Trenggono, wilayah kekuasaan Kesultanan Demak sangat luas, hampir mencakup seluruh Pulau Jawa.

Dengan demikian, penyebaran Islam juga semakin luas dan cepat hingga ke daerah-daerah terpencil.

Melalui Kesultanan Demak, Jawa Barat, yang sebelumnya dikuasai oleh Pajajaran yang beragama Hindu-Buddha, kemudian berubah menjadi pusat kerajaan Islam, yaitu Kesultanan Cirebon dan Banten.

Di Jawa, proses islamisasi yang sangat intens terjadi setelah Kerajaan Demak berdiri.

* Masjid Agung Demak, pusat dakwah pertama di Jawa

Kerajaan Demak tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga pusat penyebaran Islam.

Sebagai pusat penyebaran Islam, Kerajaan Demak memiliki Masjid Agung Demak.

Dalam Babad Demak disebutkan bahwa sebelum Kesultanan Demak didirikan di daerah Glagahwangi pada 1479, Masjid Agung Demak sudah ada.

Masjid yang didirikan dengan bantuan Wali Songo ini merupakan pusat ibadah kerajaan Islam pertama di Jawa.

Pada abad ke-15, Masjid Agung Demak menjadi pusat penyebaran Islam dan pembinaan akidah Islam bagi masyarakat Demak.

Masjid Agung Demak, yang masih berdiri sampai sekarang, dapat dianggap sebagai pondasi awal bagi penyebaran Islam di Jawa karena merupakan tempat berkumpulnya para ulama yang mengislamkan tanah Jawa.

Di masjid ini juga, umat Islam di Jawa dapat menjalin hubungan dengan pusat-pusat Islam internasional di luar negeri, salah satunya Turki.

Demikianlah contoh peranan Kerajaan Islam Demak dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Kerajaan Demak tidak hanya menjadi pusat pemerintahan, tetapi juga pusat dakwah dan pembinaan akidah Islam bagi masyarakat Jawa.

Baca Juga: Kehidupan Politik Kerajaan Demak, Salah Satunya Diplomasi Perkawinan

Artikel Terkait