Intisari-online.com -Adi Sucipto adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang berjasa dalam bidang penerbangan.
Ia lahir pada 22 Juli 1924 di Yogyakarta dari keluarga dokter.
Sejak kecil, ia bercita-cita menjadi dokter seperti ayahnya, tetapi nasib berkata lain.
Ia malah terjun ke dunia penerbangan dan menjadi penerbang pertama Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) yang terbang dengan bendera merah putih.
Adi Sucipto mulai tertarik dengan penerbangan saat ia bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) di Yogyakarta.
Ia sering melihat pesawat-pesawat Belanda yang terbang di atas kota.
Kemudian beliau bercita-cita menjadi penerbang dan bergabung dengan Angkatan Udara Kerajaan Belanda (KNILM).
Namun, cita-citanya itu terhalang oleh Perang Dunia II yang meletus pada tahun 1939.
Belanda pun diduduki oleh Jepang pada tahun 1942.
Adi Sucipto tidak menyerah dengan keadaan. Ia tetap berusaha mewujudkan mimpinya menjadi penerbang.
Ia pun mendaftar ke Sekolah Penerbang Jepang yang dibuka di Maguwo, Yogyakarta.
Baca Juga: Misteri Ramalan Ronggowarsito tentang Prabowo-Gibran Apakah Pasangan Ini Sosok yang Dimaksud?
Ia berhasil lulus dan menjadi salah satu dari 24 penerbang Indonesia yang dilatih oleh Jepang.
Beliau pun mendapat pangkat Letnan Dua Udara dan diberi tugas untuk mengangkut pasukan dan peralatan militer Jepang.
Namun, Adi Sucipto tidak setia kepada Jepang.
Ia justru memanfaatkan kesempatannya sebagai penerbang untuk membantu perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Kemudian sering menyelundupkan senjata, amunisi, dan obat-obatan dari Singapura ke Indonesia.
Ia juga sering mengirimkan informasi rahasia tentang gerakan Jepang kepada para pejuang Indonesia.
Bahkan pernah membawa Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dari Jakarta ke Yogyakarta pada tanggal 6 Oktober 1945.
Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Adi Sucipto bersama dengan para penerbang Indonesia lainnya mendirikan AURI pada tanggal 9 September 1945.
Ia pun menjadi salah satu komandan AURI yang berani melawan Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.
Beliau memimpin beberapa operasi udara yang penting, seperti Operasi Udara Serangan Umum 1 Maret 1949 dan Operasi Udara Serangan Umum 19 Desember 1948.
Adi Sucipto gugur sebagai pahlawan pada tanggal 29 Juli 1947. Ia tewas dalam sebuah pertempuran udara melawan pesawat-pesawat Belanda di atas Maguwo.
Baca Juga: Sosok Dalem Bedahulu, Penguasa Terakhir Kerajaan Bali yang Hilang Misterius
Ia berhasil menembak jatuh satu pesawat Belanda, tetapi pesawatnya juga tertembak dan jatuh.
Kemudian meninggal dalam usia 23 tahun. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, Yogyakarta.
Adi Sucipto adalah sosok pahlawan yang patut diteladani. Ia berani mengorbankan hidupnya demi kemerdekaan Indonesia.
Ia juga berjasa dalam mengembangkan penerbangan Indonesia.
Beliau dikenang sebagai Bapak Penerbang Indonesia dan namanya diabadikan sebagai nama bandara di Yogyakarta.
Ia juga mendapat gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1975.