Tewas Di Tangan Arek Suroboyo, Inilah Sosok Brigadir Mallaby, Tokoh Penting Pertempuran 10 November 1945

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Pertempuran 10 November 1945 terjadi setelah Brigadir Jenderal AWS Mallaby tewas pada 30 Oktober 1945. Beragam teori mengemuka terkait kematiannya.
Pertempuran 10 November 1945 terjadi setelah Brigadir Jenderal AWS Mallaby tewas pada 30 Oktober 1945. Beragam teori mengemuka terkait kematiannya.

Pertempuran 10 November 1945 terjadi setelah Brigadir Jenderal AWS Mallaby tewas pada 30 Oktober 1945. Beragam teori mengemuka terkait kematiannya.

Intisari-Online.com -Selain Bung Tomo, Brigadir Jenderal Mallaby atau Brigadir Mallaby adalah sosok penting lain dalam Pertempuran 10 November 1945 Surabaya.

Dan salah satu kegeraman pasukan Sekutu terhadap Arek-arek Suroboyo adalah tewasnya Brigadir Mallay pada 30 Oktober 1945.

Kegeraman Sekutu itulah yang kemudian memicu Pertempuran 10 November 1945 yang dahsyat itu.

Namanya Aubertin Walter Sothern Mallaby, akrab denganAWS Mallaby.

AWS Mallaby adalah perwira Angkatan Darat Britania yang lama bertugas di India.

Tidak lama setelah bertugas di Indonesia mewakili pihak Sekutu, Jenderal Mallaby tewas dalam pertempuran yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur.

Karier militer AWS Mallaby

Aubertin Walter Sothern Mallaby lahir di Inggris pada 12 Desember 1899.

Dia merupakan putra seorang aktor bernama William Calthorpe Mallaby, atau dikenal sebagai William Calthorpe Deeley.

AWS Mallaby menempuh pendidikan di Brighton College, sebelum akhirnya pindah ke India dan masuk di Wellington Cadet College.

Pada Oktober 1918, Mallaby diangkat menjadi perwira Angkatan Darat Britania India dengan pangkat letnan dua.

Setelah diangkat menjadi letnan satu, ia bertugas di Waziristan (sekarang wilayah Pakistan) hingga 1924.

Pada 1924, Mallaby kembali naik pangkat menjadi kapten.

Antara 1930 hingga 1931, ia melanjutkan pendidikan di Camberley Staff College.

Setelah itu, karier Mallaby di lingkup militer terus menanjak hingga menjadi komandan berpangkat mayor.

Pada 1943, Mallaby kembali ke India dan diangkat sebagai Direktur Operasi Militer di GHQ India.

Setahun kemudian, Mallaby diberi komando Brigade Infanteri India ke-49 dan pangkatnya dinaikkan menjadi letnan kolonel.

Pada 17 Agustus 1945, Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya setelah Jepang menyerah kepada Sekutu.

Setelah itu, pasukan Sekutu yang diwakili oleh militer Inggris, datang ke Indonesia.

Tujuan kedatangan tentara Sekutu ke Indonesia saat itu adalah untuk melucuti tentara Jepang dan membebaskan orang-orang Eropa yang menjadi tawanan perang Jepang.

Salah satu pejabat militer Inggris yang ditugaskan ke Indonesia adalah AWS Mallaby.

Mallaby memimpin Brigade Infanteri India ke-49 dan tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945.

Setelah mendarat di Surabaya, Mallaby mengutus Kapten Douglas MacDonald untuk menghubungi tokoh Indonesia, yaitu Moestopo.

Dalam pertemuan itu, Moestopo menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menentang pasukan Inggris, yang menjalankan tugasnya atas nama Sekutu.

Sejak menginjakkan kaki di Indonesia, Mallaby dan pasukannya diawasi dengan ketat oleh arek-arek Suroboyo.

Mereka menaruh curiga bahwa Inggris hendak mengembalikan Belanda pada posisi penguasa.

Kecurigaan arek-arekek Suroboyo benar.

Tentara Sekutu melakukan penyerangan, menguasai gedung-gedung penting, melakukan patroli keliling Kota Surabaya, dan membebaskan tahanan Belanda yang dipenjara oleh Indonesia.

Tindakan-tindakan itulah yang menimbulkan kontak senjata pada 27 Oktober 1945, sementara kontak Mallaby dan pihak Indonesia terputus.

Untuk memadamkan pertempuran, Mallaby meminta Jenderal Hawthorn mengatur pertemuan dengan Presiden Soekarno.

Patrick Heren, yang menulis untuk Standpoint, mengungkap bahwa Mallaby adalah prajurit yang sebenarnya lebih senang berpikir daripada mengambil jalan perang.

Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan gencatan senjata pada 29 Oktober 1945.

Namun, satu hari kemudian, atau pada 30 Oktober 1945, Jenderal Mallaby tewas di Surabaya.

Hingga kini, terdapat beberapa narasi tentang bagaimana Brigadir Jenderal Mallaby meninggal.

Pada 30 Oktober 1945, Mallaby berkeliling Surabaya dengan mobil bersama Kapten RC Smith untuk menyebarkan berita gencatan senjata.

Ketika hampir sampai di pos pasukan Inggris di Gedung Internatio di dekat Jembatan Merah, mobil Mallaby dikepung oleh para pejuang Surabaya.

Kapten RC Smith menyatakan bahwa AWS Mallaby tewas karena tertembak oleh seorang pemuda Indonesia.

Smith kemudian melemparkan granat ke arah penembak Mallaby, tetapi lemparannya mengenai bagian belakang mobilnya.

Dari situlah, muncul beragam versi cerita tentang penyebab meninggalnya dan siapa pembunuh Jenderal Mallaby.

Sebagian menduga yang menyebabkan Brigjen Mallaby tewas adalah ledakan granat yang mengenai mobilnya hingga terbakar.

Sebagian lainnya berargumen bahwa Mallaby telah tewas ditembak sebelum akhirnya mobilnya terbakar.

Selain itu, tidak diketahui jelas Jenderal Mallaby dibunuh oleh siapa.

Beberapa nama yang diklaim sebagai pembunuh Mallaby pernah mencuat, misalnya seperti Harun dan Abdul Azis.

Pembunuhan AWS Mallaby inilah yang memicu pertempuran di Surabaya yang terjadi pada tanggal 10 November 1945.

Artikel Terkait